Lihat ke Halaman Asli

Ketika Artis Bermain dengan Hukum: Ariel-Luna-Tari

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagian besar masyarakat Indonesia mungkin sudah mengetahui bahwa hukum mudah diputarbalikan, mudah dibengkok-luruskan, terserah bagaimana dan apa keinginan kita. "tree juristen drie meningen" (koreksi Twi juristen tri meningen), dua ahli hukum ketika berdiskusi maka timbul tiga penafsiran, sedemikian memusingkan perihal hukum ini hingga kita tidak pernah tahu mana yang benar dan mana yang salah.

Ada terungkap di masyarakat umum, bahwa seumur hidup mereka janganlah pernah berurusan dengan hukum, ada semacam aib atau image negatif, apabila anda berurusan dengan penegak hukum. Mungkin benar mungkin juga salah.

Mungkin tidak pernah terlintas bagi ALT (Ariel Luna Tari), akan berurusan dengan aparat penegak hukum, mereka adalah orang yang lurus, tidak mau merugikan orang lain, membuat image positif bagi para penggemarnya.

ALT adalah manusia biasa, tidak pernah terlintas dalam pikiran mereka untuk merugikan orang lain, semua dilakukan atas dasar suka sama suka.

Namun apa dilacur, kehidupan rupanya tidak bisa ditebak, ALT masuk ke kantor polisi.

Hanya saksi kok, apa sih efeknya ? ALT tidak sedang dituduh melakukan kejahatan, orang normal pun tahu bahwa tidak mungkin ALT secara sengaja menyebarkan aibnya kepada orang lain. Pasti orang lain yang melakukan itu. ALT tidak perlu takut.

Namun itulah pemikat hukum, ALT yang sebelumnya alergi dengan hukum kini lihai bermain di dalamnya. Dalam sebuah wawancara, Luna dan Ariel tidak mengakui bahwa yang ada di rekaman tersebut adalah mereka sehingga konsekuensinya adalah pemberitaan tentang mereka adalah fitnah!

ALT pintar dan pandai, jangan pernah mengatakan bahwa kita pelakunya, karena bukan kewajiban kita untuk menyampaikan kebenaran. Untuk mengungkapkan terjadinya suatu peristiwa maka perlu bukti, maka mereka akan bertanya, apa buktinya bahwa saya adalah orang yang ada di rekaman tersebut. Pelaku rekaman tersebut mirip anda, yah klo kemiripan bukan bukti, menjadi bukti adalah ketika anda melihat langsung kejadiannya atau ketika saya mengatakan setuju bahwa saya pelakunya, sisanya adalah fitnah sebelum ada inkracht van gewijsde.

Dalam waktu sehari ALT menjadi pandai bersilat lidah layaknya seorang ahli hukum. Bisa jadi ini merupakan ilmu baru bagi mereka, diturunkan dari pengacara mereka, sekarang mereka sangat bersahabat dengan hukum, berlindung di balik hukum. Alih-alih membantu pengungkapan penyebar materi porno tersebut, mereka malah menuntut polisi untuk mencari siapa penyebar rekaman murahan dan segera menangkapnya.

Pertanyaan saya hanya, kenapa mereka tidak bisa menunjukan siapa diri mereka persis seperti bagaimana mereka membangun citra mereka. Citra mereka yang positif, kreatif, dan menjadi panutan. Saya sama sekali tidak alergi dengan anggota DPR yang berakrobat, bersilat lidah walaupun jorok tetapi mereka memang dikenal seperti itu. Namun ketika selebritis yang tampil seolah-olah mereka hebat karena tampil apa adanya, cuek namun ketika diminta kejujurannya, mereka tidak lagi tampil apa adanya dan cuek.

Salam buat Ariel Luna dan Cut Tari yang sudah menjadi ahli hukum.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline