Inovasi Skrining Kesehatan Mental di Media Sosial oleh HCC
Health Collaborative Center (HCC), yang dipimpin oleh Ray Wagiu Basrowi, melakukan inovasi penting dalam skrining kesehatan mental dengan menggunakan media sosial sebagai platform untuk menyebarkan kuesioner kesehatan jiwa. Menggunakan kuesioner SRQ20, yang juga diterapkan oleh Kementerian Kesehatan RI, tim HCC berhasil menjangkau lebih dari 600 partisipan dari berbagai latar belakang, seperti ibu rumah tangga, pelajar, dan pegawai swasta.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sekitar 30 hingga 40 persen partisipan memiliki risiko mengalami gangguan mental, seperti kecemasan dan depresi. “Interaksi masyarakat Indonesia dengan media sosial sangat tinggi,” ujar Ray, merujuk pada data penggunaan Instagram di Indonesia yang mencapai hampir 100 juta pengguna pada tahun 2023.
HCC tidak hanya menyebarkan kuesioner, tetapi juga menggunakan pendekatan personal dengan mengajak peserta berbagi pengalaman pribadi dan memberikan informasi tentang pentingnya skrining kesehatan mental. Hasilnya, sebagian besar peserta berusia 16 hingga 53 tahun, dengan ibu rumah tangga sebagai kelompok terbesar (65 persen), disusul oleh berbagai pekerjaan lainnya.
Penelitian ini membuktikan bahwa media sosial dapat menjadi alat efektif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan mental. Pendekatan ini diharapkan dapat digunakan oleh berbagai pihak untuk memperluas cakupan skrining kesehatan jiwa dan mendorong lebih banyak orang untuk peduli terhadap kesehatan mental mereka.