Lihat ke Halaman Asli

Klimaks Beta

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku klimaks.

Nyali ciut dibelai lembut hawa kematian.

Nun jauh di antah berantah,sepasang mata tengok dengan seksama.

Apakah liar masih berontak dengan lauhul mahfuz.???

Jalan pendek tak berujung, menikung dan tak bertanda.

Malam terang hingga buta kornea.

Seribu kunang menangis. Kelelawar gali kuburan sendiri.

Gagak hantam jendela dan dinding papan tak beratap.

Di situ. Di sebuah makam dengan nama yang tak seorang pun mau mendengarnya.

Menengok pun tidak.

Di situ. Aku klimaks. Hampir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline