Lihat ke Halaman Asli

Bumiku Sayang, Bumiku Malang:(

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu,..ketika masih duduk di bangku sekolah dasar pada pelajaran geografi kita selalu belajar bahwa musim kemarau akan belangsung pada bulan maret sampai mei dan musim penghujan akan berlangsung pada bulan september-november Saat ini rasanya hal tersebut sudah tidak berlaku. Memang baik panas ataupun hujan itu semua terjadi sesuai kehendak Tuhan yang Maha Kuasa. Tetapi, kita sebagai manusia yang disertai oleh akal tentu wajib menjaga dan melestarikan alam semesta.
Cuaca yang tidak menentu, panas membuat tanah menjadi pecah-pecah kekeringan kurang air, hujan yang berlebihan membuat banjir bandang menenggelamkan rumah dan merengut nyawa beberapa orang. Menjaga dan melestarikan alam semesta merupakan kewajiban kita semua bukan kewajiban si A, si B, bukan merupakan kesalahan si A,si B, tetapi kesalahan kita semua yang lalai menjaga alam semesta.
Banyak hal yang menyebabkan kerugian tersebut bisa terjadi diantaranya, kurangnya lahan hijau, membuang sampah sembarangan dan kemacetan. Kurangnya lahan hijau? Lahan hijau saat bermanfaat sekali, terutama untuk kita manusia, pohon sebagai penyedia oksigen, pelindung saat panas, dan pohon juga merupakan tanaman yang dapat menyerap air. Karena air sangat dibutuhkan pohon untuk menyuburkannya dan juga untuk membuat makanannya sendiri. Tu kan banyak manfaat pohon. Namun sayang, keberadaannya saat ini sudah sangat amat jarang karena lahan yang seharusnya dapat dibuat taman kota atau lahan hijau malah dibangun pertokoan-pertokoan seperti mall, apartement dan juga digunakan untuk pelebaran jalan atau juga dibangun tol dalam kota.
Pembangunan gedung juga tentunya perlu diseimbangkan dengan membangun lahan hijau. Apabila pembangunan yang dilakukan tidak disertai dengan membangun daerah resapan air seperti lahan hijau tentunya akan terjadi banjir, karena got atau selokan yang ada tidak mampu mengatasinya, atau got dan selokan ini terhambat oleh sampah-sampah yang dibuang sembarangan. Karena daerah resapan air berkurang juga dapat terjadi erosi oleh air laut seperti jembatan amblas, nah hal itu berbahaya juga kan?! Pembangunan mall-mall yang banyak kaca-kaca akan menyebabkan efek rumah kaca juga, karena sinar matahari tidak diteruskan melainkan dipantulkan kembali sehingga, lapisan ozon akan menipis  sehingga bumi akan semakin panas dan cuaca juga menjadi tidak menentu. Selain itu, sepertinya mall-mall yang ada saat ini juga menyebabkan kemacetan juga. Kemacetan akan menimbulkan semakin banyaknya emisi gas kendaraan bermotor hal ini juga akan menyebabkan lapisan ozon menipis, selain itu emisi gas kendaraan bermotor juga berbahaya bagi yang menghirupnya.
Semua hal yang terjadi ini saling berkaitan bak benang merah yang tidak ada putusnya sehingga untuk mengatasinya kita harus melihat dari hal yang kecil. Proyek pembangunan apapun itu tidak hanya memerlukan ijin, tetapi perlu dilihat resiko apa yang akan terjadi nanti dan bagaimana mengatasinya. Global warming atau pemanasan global merupakan isu yang cukup hangat, saat ini pula sedang dikampanyekan untuk menanam seribu pohon “banyak pohon banyak rejeki”. Semoga saja hal ini terus berlanjut dan bukan hanya wacana semata 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline