[caption id="attachment_142644" align="aligncenter" width="500" caption="Ladang Tulip "][/caption] Sejak kecil, setiap mendengar kata 'Holland', yang muncul di kepala saya adalah 'gambar' kincir angin, Noni Belanda berpakaian tradisional Volendam lengkap dengan kelom kayunya, serta (tentu saja) bunga tulip. Akhirnya datang juga kesempatan melihat langsung ladang tulip itu beberapa waktu yang lalu. Sejauh mata memandang, hamparan tulip membentang. Cantik, warna warni, berbaris rapi, tersenyum di bawah cerahnya mentari musim semi. Keukenhof, Negeri Pelangi [caption id="attachment_142402" align="alignleft" width="150" caption="Daffodils & Hyacinths"][/caption] Pusat per'tulip'an di Belanda ada di Keukenhof Garden yang terletak di bagian Selatan negara itu, tepatnya di wilayah Lisse. Setiap tahun lebih dari 7 juta benih bunga ditanam di areal seluas 32 hektar yang merupakan taman bunga terbesar di dunia ini (wikipedia). Selain tulip sebagai primadona, beberapa jenis bunga musim semi lainnya seperti hyacinths dan daffodils juga dikembangbiakkan di sana. Menurut sejarah yang tercatat dalam situs holland.com, sekelompok petani dan eksportir benih pertama kali mulai mengadakan pameran bunga open air di Lisse pada tahun 1949. Nama 'Keukenhof ' sendiri secara harafiah berarti 'kebun dapur' (kitchen garden), karena pada abad ke-15 lokasi itu digunakan sebagai 'dapur hidup' berisi tanaman rempah untuk memenuhi kebutuhan dapur istana Jacoba of Bavaria, sang tuan tanah. Di sekitar Keukenhof Garden juga banyak terdapat ladang-ladang tulip yang bunga-bunganya bermekaran pada saat yang sama, membuat kita merasa seperti sedang berada di 'Negeri Pelangi', karena hamparan tulip warna-warni bertebaran di mana-mana. Putih, kuning, merah, jingga, pink, ungu... sungguh menyegarkan dan memanjakan mata. [caption id="attachment_143467" align="aligncenter" width="404" caption="Pelangi Tulip"][/caption] Bloemencorso Annual Flower Parade Layaknya kota-kota yang menjadi 'pusat industri' bunga, setiap tahun diselenggarakan Flower Parade yang rutenya mencapai puluhan kilometer (lihat artikel Mamak Ketol, "Ngintip Tulip di Spalding, Keukenhof-nya Inggris!" yang menjadi inspirasi tulisan ini). Tahun ini Parade Bunga berlangsung tanggal 24 April lalu. Parade yang bertajuk 'Bloemencorso Bollenstreek' itu mengusung tema 'Journey Through Europe'. Bertolak dari Noordwijk pukul 10 pagi, 20 flower floats dan 30 kendaraan hias telah didandani untuk menyusuri jalan-jalan utama di selatan Negeri Belanda sejauh 40 km, sampai tiba di Haarlem pukul 9 malam. Menurut jadwal, rangkaian parade itu akan melewati 'Keukenhof Corso Boulevard' pukul 15.30. Karena hampir bisa dipastikan daerah sekitar taman bunga itu akan penuh sesak, kami memilih menunggu di tempat lain. Di sana pun, penonton sudah mulai memadati jalan. Sebagian membawa tikar, bahkan kursi lipat. Yang ingin lebih praktis memilih duduk di trotoar, atau berbaur dengan kerumunan orang-orang yang berdiri di pinggir jalan. Tidak jauh dari tempat kami 'mangkal' beberapa orang laki-laki dan perempuan separuh baya terdengar bercakap-cakap dalam Bahasa Perancis, namun sepintas penampilan mereka tidak 'terlihat' seperti orang Perancis. Hmmm, mungkin dari Belgia, saya menduga, yang dari segi jarak lebih dekat dan juga termasuk negara Francophone. Ternyata memang cukup banyak penonton yang datang dari jauh. Kami sempat berbincang dengan sebuah keluarga yang khusus datang dari Frankfurt untuk menonton parade bunga tahunan ini. [caption id="attachment_143469" align="alignleft" width="300" caption="Polisi berkuda"][/caption] Rangkaian pelangi bunga yang ditunggu-tunggu tak kunjung tiba, rupanya memang agak meleset dari jadwal yang tertera di brosur. Lewat jam 5 sore, barulah mulai terlihat mobil polisi dan para polisi berkuda sebagai 'barisan pembuka'. Selain flower float dan berbagai kendaraan hias, marching band dan beberapa kelompok penari turut memeriahkan parade ini. Desain flower float sungguh beragam, berkisar sekitar icon berbagai negara di Eropa sesuai tema yang diusung, 'Journey Through Europe'. 'De Portugese Haan' (The Portuguese Rooster), si ayam jago maskot Portugal. 'De Vikingen' (The Vikings), sang bajak laut Skandinavia penakluk samudera yang legendaris, lengkap dengan kapak perang dan perahu layarnya. 'Reisje Langs de Rijn' (Trip Along the Rhine), menggambarkan kesuburan daerah sekitar Sungai Rhine yang mengalir melalui beberapa negara di Eropa. Dan 'Turkse Dans' (Turkish Dance), tarian khas Turki yang bahkan dari kejauhan mudah dikenali. 'Gondelvaart in Venetie' (Gondola in Venice), gondola serta topeng ciri khas Venesia yang terkenal itu. 'From Russia with Love', membawa rangkaian Trans Siberian, jalur kereta api terpanjang di dunia yang menghubungkan Moskow dan Vladivostok. Dan akhirnya dari Paris, hadir para penari kabaret 'Moulin Rouge' yang mendunia lewat film dengan judul serupa (rilis 2001, dibintangi Nicole Kidman dan Ewan McGregor). [caption id="attachment_142634" align="alignleft" width="300" caption="Ayo nyumbang !"][/caption] Menjelang berakhirnya rangkaian pelangi bunga itu, sebuah float berhiaskan simbol mata uang Uni Eropa yang memuat beberapa 'badut' menghimbau para penonton yang memadati jalan untuk suka rela memberi sumbangan. "Parade ini bisa dinikmati secara gratis, jadi kami mohon kemurahan hati anda untuk menyumbang agar bisa terus berlanjut," kurang lebih begitu kira-kira bunyi himbauannya. Di belakang float ini menyusul beberapa remaja mengenakan t-shirt berlogo "€", berjalan membawa kantong-kantong bertangkai, mirip kantong persembahan di gereja. Cukup banyak yang tidak segan-segan merogoh kocek dan mencemplungkan uang euro-nya ke dalam kantong yang disodorkan. Barisan penonton mulai dari para bocah imut sampai opa oma yang memadati jalan sore itu memang tampak menikmati keindahan rangkaian pelangi bunga. Sampai jumpa di Bloemencorso 2011... Tot ziens ! [caption id="attachment_143535" align="aligncenter" width="500" caption="Pelangi Tulip "][/caption] Keterangan : Seluruh foto merupakan hasil dokumentasi pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H