Lihat ke Halaman Asli

Kreativitas Membangun Ruang Publik Sebagai Wujud Peradaban

Diperbarui: 30 September 2015   15:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masa depan peradaban manusia ada di kota. Salah mengelola kota maka hancurlah peradaban".

 

Kalimat ini dikutip dari seorang arsitek modern Indonesia pada TEDxJakarta tahun 2010, yang saat ini menjabat sebagai Walikota Bandung, Ridwan Kamil.

Mengapa kota? Diprediksikan pada tahun 2025-2030, 60% penduduk akan tinggal di kota. Kota yang tidak berinovasi dan tidak melakukan hal baru secara berkesinambungan akan menjadi kota yang sakit. 

Isu kelangsungan kota sebagai hunian (habitat) yang layak untuk peradaban masa depan, harus menjadi tanggung jawab bersama. PBB sejak tahun 1986 telah menetapkan hari Senin, pada minggu pertama di bulan Oktober sebagai Hari Habitat Dunia. Ini menjadi sebuah kampanye membangun kesadaran dan kepedulian setiap orang terhadap masa depan habitatnya, mewariskan bumi yang ramah untuk anak cucu kelak. 

Setiap tahunnya, UN-Habitat akan menetapkan tema peringatan sesuai isu-isu terkini. Tahun 2015, tema yang diambil adalah "Public Spaces For All" 

 

[caption caption="Tema HHD sumber : ciptakarya.pu.go.id"][/caption]

 

 

Kebutuhan ruang publik sudah menjadi kebutuhan utama ketika lahan-lahan sudah makin terbatas. Ledakan penduduk yang terjadi di negara berkembang (emerging countries) seperti Indonesia membuat kota sebagai hunian menjadi tidak nyaman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline