Lihat ke Halaman Asli

"Teka Teki Mistik" Pasca Muntahan Sang Merapi

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1331577067800733437

[caption id="attachment_168191" align="alignleft" width="305" caption="snapshoot iseng pada perjalanan pulang"][/caption]

Kisah mistik ini saya dapatkan ketika saya beserta teman teman saya bercengkrama bareng sopir pengangkut material yang hendak pulang kampung, pasca letusan gunung Merapi di warung kopi daerah Magelang .Ceritanya nih saya beserta teman teman saya sedang beristirahat sejenak selepas berwisata di pantai Sundak,Gunung Kidul dan hendak ke Semarang untuk pulang . di warung kopi itu cuman saya dan teman teman saya yang bukan sopir material .alhasil kami ikutan nimbrung ngobrol mereka deh. alhamdulilah bapak bapak sopir friendly banget dan senang sekali bercanda .

Lalu apakah yang dibicarakan Para supir itu? Yang pasti tak jauh dari pekerjaan mereka, berkelana kirim barang antar kota antar propinsi. Misalnya tentang bayaran yang mereka, rute mana yang paling cepat , rusaknya Jalan beton Purwodadi-Pulokulon , mulusnya pembangunan aspal di Kudus-Semarang dan… tentu saja kisah-kisah mistis yang menyelimuti perjalanan mereka

[caption id="attachment_168192" align="aligncenter" width="300" caption="bermain di pantai sundak"]

1331577931980054997

[/caption]

Dikisahkan , lahan dingin gunung merapi menyapu sebagian besar jalanan ibukota Jogja dan menyisakan lautan pasir dan batu-batu besar. Ini adalah peluang bagi para tengkulak pasir untuk meraup rejeki. Singkat kata, mereka dapat order pasir untuk dikirim ke Semarang. Gampangnya, tinggal pindahkan pasir gratis itu ke atas truk dan dikirim. Itulah cara mereka meluapkan sedikit kegembiraan dibalik letusan gunung merapi yang banyak menelan harta-benda

[caption id="attachment_168194" align="alignleft" width="300" caption="dampak merapi sang merapi"]

1331578758773739638

[/caption] Tapi apa yang terjadi. Sesampainya di Semarang Truk yang bermuatan penuh pasir itu, yang mereka mulanya memuat pasir berubah menjadi batu krakal. Batu krakal memiliki ukuran lebih besar dari batu pasir. Mereka kebingungan. Sejak kapan pasir bisa jadi krakal hanya karena terkena paparan sinar matahari. Alhasil order tersebut dibatalkan. Batu krakal dikembalikan ke tempat asalnya. Peristiwa ini pun terjadi kepada pada sopir-sopir lain yang memuat pekerjaan serupa.

Sesaat setelah mengembalikan batu krakal, malam harinya mereka bermimpi didatangi arwah penunggu Merapi. Yang intinya mereka tidak boleh memindahkan pasir-pasir tersebut. Termasuk batu-batu besar yang sulit dipindahkan warga, itu adalah salah satu ‘bagian-dunia-lain’ Merapi.

Pasir Gunung Kelud juga menyimpan Keanehan. Selain cerita tentang Merapi, sopir yang lain berkisah seputar meletusnya gunung Kelud beberapa tahun lalu. Peristiwanya hampir sama. Lahar dingin menyisakan lautan pasir di jalanan kota Kediri. "Saya mengambil pasir tersebut untuk dijual kepada orang-orang yang membutuhkan, misalnya kontraktor pembangunan mall, dan lain lain."  Kata pak Diman, salah seorang sopir kepada kami

[caption id="attachment_168195" align="aligncenter" width="454" caption="gunung kelud"]

1331579609566090756

[/caption]

Saat pasir telah dikirim ke tujuan,pada  malam harinya terjadi sesuatu yang ganjil. Para pamong desa tempat pasir diambil, didatangi oleh ‘penunggu’ gunung Kelud.para arwah tersebut berujar: “kalau memang pasirnya kurang, nanti bakal tambah pasir dan batu”. Tentu saja hal ini membuat suasana makin mencekam dan membuat ketakutan para pemimpin desa yang masih percaya pada kekuatan gaib tersebut. Alhasil, semua order pasir dikembalikan ke tempat asalnya.

Beginilah , Inilah Tanah air Kita Indonesia.Kegiatan Bisnis dan mitos seringkali bercampur menjadi satu-kesatuan. Banyak kepastian langkah bisnis yang dikendalikan yang didasarkan pada ritual dan tradisi yang berakar pada kepercayaan kekuatan gaib. Percaya nggak percaya memang inilah yang terjadi di sebagian lingkup daerah kita. Kurang lebihnya silakan dicerna dengan opini kita masing masing.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline