Lihat ke Halaman Asli

3 Alasan Mengapa Penduduk "Tak Mau Turun" Saat Sang Merapi Meletus

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13313296391792514146

[caption id="attachment_167533" align="alignright" width="300" caption="letusan gunung merapi 2010 silam"][/caption] Masih ingatkah anda 2010 Silam , dimana terjadi letusan gunung  yang menggemparkan penduduk indonesia , gunung yang terletak di provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta, Indonesia yang masih sangat aktif hingga saat ini. Sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali lebih terhitung mulai dari tahun 2009. Letaknya dekat dengan Kota Yogyakarta dan terdapat desa-desa di lerengnya sampai ketinggian 1700 m. Ya,benar itulah merapi,yang Bagi masyarakat sekitar tempat tersebut, Merapi membawa berkah material pasir, tanah yang subur, sedangkan bagi pemerintah daerah, Gunung Merapi menjadi obyek wisata bagi para wisatawan.

Namun Sang cincin api "Merapi" yang memberi sejuta keindahaan pada penggemarnya berubah menjadi bencana yang menggemparkan masyarakat indonesia akibat meluapnya lahar dari isi perut sang cincin api tersebut dan berdampak serius pada masyarakat di sekitar gunung .

Saat pertama kali saya mendengar tentang masyarakat gunung Merapi yang tidak mau mengungsi Oktober 2010 silam  walaupun sudah dinyatakan bahwa gunung Merapi dalam keadaan bahaya dan kemungkinan akan meletus. Saya sangat khawatir dengan nasib para warga sekitar gunung merapi tersebut. [caption id="attachment_167534" align="aligncenter" width="400" caption="mbah maridjan"]

1331329949795361427

[/caption]

Tetapi kondisi yang di beritakan di televisi dan koran semakin membuat saya khawatir dan merasa sangat miris melihatnya, ternyata pada saat Sang cincin Api mengamuk dan meletus yang mengakibatkan hancurnya beberapa desa di sekitarnya,ternyata masih banyak warga di sekitar gunung merapi yang menjadi korban,dimana banyak korban meninggal dan juga mengakibatkan tewasnya seorang juru kunci gunung merapi yang bernama Mbah Marijan

banyak korban yang meninggal ini di sebabkan karena masyarakat di sekitar gunung merapi tak mau mengungsi dan turun gunung untuk menghindari malapetaka dari dampak letusan gunung merapi tersebut. Setelah saya melihat dan mendengarkan berita yang ada di televisi ataupun yang saya baca di koran atau surat kabar,saya menyimpulkan bahwa penyebab kejadian 2010  silam : [caption id="attachment_167535" align="alignnone" width="500" caption="masyarakat yang kurang percaya"]

1331330766241988661

[/caption] Pertama,masyarakat disekitar merapi masih kurang percaya tentang prediksi letusan gunung merapi oleh pemerintah ,akibatnya masyarakat masih ragu dan mereka masih mempercayai perkataan sang  juru kunci merapi. padahal alangkah baiknya masyarakat menyelamatkan diri dahulu meski merapi meletus atau tidak demi keselamatan bersama. Bukannya saya ingin menyinggung tentang sang juru kunci Mbah Marijan, dalam lubuk hati sebenarnya salut atas kesetiaannya mbah Marijan menjaga merapi,akan tetapi bencana dan segala yang terjadi di dunia ini pastilah kehendak Tuhan dan yang Tuhanlah yang mampu mengendalikan segala sesuatu dan "tidak ada seorang manusia yang mampu memprediksinya" . [caption id="attachment_167536" align="alignnone" width="512" caption="gagap teknologi"]

1331331174847415828

[/caption] Kedua,masyarakat yang rata rata masih "gagap teknologi" dan belum ingin menerima tentang perkembangan zaman dan teknologi yang berkembang saat ini. dimana sekarang sudah ada alat yang bisa meprediksi karna alat tersebut mencatat semua gerakan yang di lakukan oleh gunung merapi tersebut. [caption id="attachment_167537" align="alignnone" width="429" caption="warga amankan hewan ternak"]

1331331440911779513

[/caption] Ketiga,Masyarakat takut jika ternak-ternak mereka dicuri oleh relawan gadungan. Ini di sebabkan karena pemberitaan di televisi dan koran yang semakin menambah parah keadaan dimana banyak berita yang memberitakan bahwa banyak sapi yang hilang dan di curi oleh para sukarelawan gadungan yang berpura - pura membatu warga sekitar yang ingin mengungsi, ni orang-orang benar-benar tega banget berbahagia diatas penderitaan orang lain Sekilas opini/ulasan yang ingin saya sampaikan , bila ada kata kata yang kurang berkenan mohon dimaafkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline