Lihat ke Halaman Asli

PHK Membawa Masalah

Diperbarui: 24 Februari 2016   12:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PHK adalah sebuah kata singkat yang berasal dari Pemutus Hubungan Kerja, hampir semua kalangan masyarakat sangat mengenal kata ini. Pemutus Hubungan Kerja atau yang biasa disebut oleh banyak orang adalah  PHK. PHK memiliki arti pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja dan perusahaan/majikan. Hal ini dapat terjadi karena pengunduran diri, pemberhentian oleh perusahaan atau habis kontrak. Dalam arti sempitnya PHK adalah organisasi atau kelompok dalam jumlah yang sangat besar melakukan suatu tindakan pemutusan hubungan kerja secara sepihak kepada pekerjanya. PHK menjadi suatu momok yang cukup menakutkan bagi para pekerja yang melakukan pekerjaan disuatu perusahaan yang sangat besar tentunya.

Di Indonesia akhir-akhir ini banyak sekali para pekerja yang terkena PHK oleh perusahaannya sendiri. Salah satu contoh perusahaan yang melakukan PHK pada pekerja nya adalah PT.Toshiba. Toshiba melakukan PHK secara besar-besaran dikarenakan perusahaannya yang sudah tutup atau bisa dibilang secara tidak langsung mengalami kebangkrutan, mengapa hal itu bisa terjadi pada perusahaan Toshiba?. Menurut sumber informasi yang saya dapatkan melalui banyak media salah satu faktor penyebabnya yang paling terbesar adalah melemahnya daya konsumsi masyarakat terhadapa produk yang mereka keluarkan ke masyarakat, dari hal tersebut akhirnya memicu PHK secara besar-besaran dan jumlah yang orang yang terkena PHK sekitar 2000 – 3000 pekerja. Wah, jumlah yang  terkena PHK tidaklah kecil. Bagaimana nasib para pekerja yang terkena PHK ini? Tentunya mereka kalang kabut atau kebingungan dikarenakan hilangnya sumber mata pencaharian mereka dan pekerjaan mereka tentunya. Tidak hanya perusahaan Toshiba saja Masih banyak perusahaan yang melakukan PHK secara besar-besaran.

Dari PHK ini tentunya sangat merugikan para pekerja dikarenakan mereka tidak mempunyai pekerjaan kembali dan harus mencari pekerjaan kembali walaupun mereka diberikan tunjangan atau yang biasa orang bilang dengan pensangon akan tetapi itu tidak menjadi suatu modal untuk bertahan hidup dalam jangka waktu yang lama dikarenakan tunjangan yang di berikan pasti akan habis jika dipakai secara terus-menerus.

Para pekerja yang menjadi korban PHK diharuskan mencari pekerjaan kembali akan tetapi pada faktanya yang kita lihat di Indonesia sekarang, mencari pekerjaan itu tidaklah mudah apalagi daya saing untuk mendapatkan pekerjaan semakin ketat dan minimnya tingkat lulusan menjadi salah satu faktor susahnya mencari pekerjaan dikarenakan banyak perusahaan atau lowongan-lowongan pekerjaan yang menuntut harus memiliki standar tingkat kelulusan cukup tinggi.

Saat para pekerja berusaha mencari atau mendapatkan kembali pekerjaannya secara tidak langsung ia akan mengalami krisis pada faktor keuangan dikarenakan keuangan yang semakin menipis dan membuat semakin sulitnya untuk memenuhi kehidupan sehari-harinya. Tidak jarang para pekerja melakukan hal yang mau tidak mau mereka harus lakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yaitu dengan cara meminjam uang dari kerabat terdekat,saudara, maupun dari orang-orang disekitarnya. Hal tersebut membuat masalah yang dialami para pekerja bertambah yang pertama yaitu mereka sudah dihadapi dengan permasalahan tidak mempunyai pekerjaan tentunya dan diharuskan mencari pekerjaan secepat mungkin dan masalah yang kedua yaitu memiliki hutang kepada orang lain hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Terkadang disaat mereka sudah mulai mengalami krisis keuangan, para pekerja mempunyai suatu pemikiran untuk kembali kekeluarganya atau ke kampung halamanya untuk kembali bersama keluarganya karena mayoritas para pekerja itu berasal dari daerah yang berbeda-beda dan tidak selalu para pekerja tinggal bersama keluarganya akan tetapi hal itu justru hanya akan memberatkan ke keluarga karena secara tidak langsung biaya kebutuhan hidup keluarga tersebut akan bertambah untuk memenuhi si pekerja tersebut.

Para pekerja yang terkena PHK jika tidak menemukan pekerjaan maka lama kelamaan dia akan menjadi seorang pengangguran. Kemungkinan hal-hal yang negatif pun akan  terjadi jika pengganguran ini tidak pekerjaannya bisa saja mereka melakukan tindakan kriminalitas seperti pembegalan, perampokan, pencopetan, penipuan, dan lain sebegainya. Semua kasus-kasus kriminalitas pelakunya mempunyai latar belakang pekerjaan yang tidak jelas atau tidak punya pekerjaan dan pada akhirnya mereka melakukan tindakan kejahatan seperti itu hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dan secara tidak langsung membuat pribadi atau karakter mereka menjadi seorang yang individualis. Tentunya ini juga menjadi permasalahan terhadap pemerintah karena jumlah atau angka  pengangguran yang terus bertambah di Indonesia. Jika angka pengangguran terus bertambah dan tidak berkurang maka pemerintah dianggap gagal dalam menyediakan lapangan pekerjaan untuk mereka.

Ada pengangguran pasti tidak jauh bersangkutan dengan adanya kemiskinan. Jika pengangguran bertambah di Indonesia ini maka tingkat angka kemiskinan pun akan bertambah secara tidak langsung dikarenakan orang yang mengalami pengangguran tidak mempunyai pekerjaan akan jatuh miskin sehingga mereka pun secara mental maupun pikiran akan mengalami pelemahan. Ketika para pekerja ini menjadi pengangguran lalu menjadi jatuh miskin akhirnya mereka hanya mempunya pemikiran mengharapkan belas kasihan dari orang lain dengan cara menjadi pengemis. Apa lagi di Indonesia ini angka kemiskinannya masih tergolong sangat tinggi seperti yang tercatat di BPS (Badan Pusat Statistik) per bulan September 2014 lalu adalah 27,73 juta jiwa yang berarti sekitar 10,96 persen penduduk Indonesia secara keseluruhan kemudian Badan Pusat Statistik memaparkan hasil temuannya yang menyebut per Maret 2015, angka kemiskinan naik sekitar sepuluh persen dari 27,73 juta menjadi 28,95 juta. Wah, peningkatan yang sangat signifikan pada angka kemiskinan dari tahun 2014 hingga tahun 2015. Bagaimana dengan tahun 2016 ini? Apakah angka kemiskinan akan bertambah atau berkurang? Apalagi Negara Indonesia sedang menghadapi perlambatan pertumbuhan ekonomi. Jika pemerintah tidak dapat menghadapi angka kemiskinan yang ada di Indonesia maka Indonesia tidak akan menjadi Negara maju hanya akan menjadi Negara yang terus berkembang berkembang dan berkembang sampai kapan pun.

Diawal kita sudah membahas permasalahan keuangan yang dialami oleh pekerja yang terkena PHK lalu permasalahan pengangguran yang menjadi bertambah dikarena kan pekerja yang terkena PHK yang tidak dapat mendapatkan perkejaannya setelah itu yang terakhir masalah dengan angka kemiskinan yang menjadi bertambah di Indonesia ini dari semua itu timbul lah suatu pertanyaan yaitu apakah pemerintah layak disalahkan jika semua itu terjadi? Tentu saja iya, mengapa?.

Bisa saja pemerintah memberlakukan suatu sistem yang menurutnya baik untuk kemajuan perusahaan-perusahaan yang ada Indonesia namun pada faktanya ternyata tidak yang seperti diperkirakan oleh pemeritah. Seperti PT.Toshiba yang mengalami kebangkrutan faktornya tidak hanya dari menurunnya daya beli masyarakat ternyata ada dari faktor pemerintahan juga yang menurut dari pihak management PT.Toshiba sebenarnya peraturan yang dikeluarkan atau diberlakukan oleh pemerintah itu tidak sesuai apa dengan yang mereka pikirkan faktanya PT.Toshiba mengalami kebangkrutan yang akhirnya berdampak pada para pekerjanya. PT.Toshiba harus mem-PHK para pekerjanya dan munculnya masalah-masalah lain-lainnya seperti penangguran,kemiskinan dan keuangan. Pemerintah harus menanggapi serius dan bertanggung jawab dengan masalah ini karena ini menyangkut banyak pihak yang mengalami kerugian. Pemerintah harus segera menyiapkan lapangan pekerjaan yang sangat banyak untuk menampung semua pekerja yang terkena PHK agar tercegahnya munculnya masalah-masalah lainnya.

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline