Dalam proses komunikasi, komunikator tidak hanya menggunakan komunikasi verbal, tetapi juga menggunakan komunikasi non verbal untuk menyampaikan makna pesan kepada audience. Komunikasi non verbal ini dapat berupa perilaku yang disengaja maupun yang tidak disengaja sebagai bagian dari komunikasi tersebut (Dedy Mulyana, 2001:308).
Salah satu bentuk komunikasi non verbal adalah penampilan atau biasa disebut dengan grooming. Penampilan yang baik mampu menciptakan kesan yang baik pula saat melakukan interaksi.
Grooming berasal dari kata well gromed yang artinya adalah berpenampilan serasi, dan maksudnya penampilan seseorang yang terjaga kerapiannya. Sugiyanto (1999:18) berpendapat bahwa penampilan adalah bentuk citra diri yang terpancar dari seseorang, dan juga merupakan sarana komunikasi antara komunikator dan komunikan.
Grooming juga dapat dikatakan sebagai gambaran tentang diri seseorang (self image) dalam memegang peranan penting dalam komunikasi, baik komunikasi dengan diri sendiri (intrapersonal), maupun komunikasi dengan orang lain (interpersonal). Jadi, dapat disimpulkan grooming adalah penampilan diri seseorang yang selalu terjaga dan selalu rapi dalam berkomunikasi sehingga membentuk gambaran diri orang tersebut.
Grooming tidak hanya berupa kerapian seseorang dalam berpenampilan dari luar, tetapi juga kerapian dari dalam. Kerapian dari luar dapat berupa tampilan yang terlihat seperti pakaian dan dandanan, sedangkan kerapian dari dalam berkaitan dengan sifat peduli terhadap diri sendiri dan lingkungan, seperti wangi dan bersih.
Saat bertemu dengan orang lain, kita mengalami Impression Management atau Proses Pengelolaan Kesan. Kesan adalah suatu proses yang ingin ditimbulkan oleh seseorang kepada publik dengan berbagai cara, seperti sikap, sifat, maupun pakaian yang digunakan.
Bagaimana kita berpenampilan mempengaruhi bagaimana orang lain mengenal kita. Penampilan merupakan salah satu petunjuk yang dapat kita berikan dalam bagaimana orang memperlakukan kita, hal tersebut disebut dengan self presentation.
Penampilan juga berakar pada agama, budaya, dan adat istiadat. Bagaimana penampilan seseorang memiliki tempatnya masing-masing. Penampilan seseorang saat bekerja di kantor tidak mungkin sama dengan penampilan saat nongkrong bersama teman.
Menurut Jalaluddin (2009:96), yang kita gunakan dalam menampilkan diri disebut front. Front terdiri dari panggung (setting), penampilan (appearance), dan gaya bertingkah laku (manner).
Panggung adalah segala hal peralatan, benda, dan ruang yang digunakan saat berkomunikasi, penampilan yaitu petunjuk artifaktual yang kita perlihatkan kepada publik, contohnya adalah gaya berpakaian, dan tingkah laku menunjukkan cara seseorang dalam berjalan, duduk, berbicara, memandang, dan lain sebagainya.
Public relations identik dengan pekerjaan yang teratur dan banyak bertemu dengan orang baik dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan. Bagi seorang public relations, penampilan merupakan salah satu hal yang sangat penting. Hal tersebut dikarenakan karena seorang PR berinteraksi langsung dengan klien.