Lihat ke Halaman Asli

Di Balik Kisah Sang Punggung Keluarga

Diperbarui: 26 Desember 2023   21:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Semasa dibangku sekolah Riyono sulit melafalkan huruf R karena lidahnya _cedal_ (dalam bahasa jawa tidak bisa melafalkan huruf R) dengan begitu tak luput daripada ejekan teman-teman sebayanya. Akan tetapi ia tak terlalu menghiraukan hal tersebut karena gurunya yang selalu memberikan motivasi pasti nanti bisa untuk melafalkan huruf R seiring berjalannya waktu.

Riyono Anak ketiga dari lima bersaudara, anak pertama perempuan yang kedua laki-laki keempat laki-laki dan kelima perempuan, mereka masih hidup dengan pada umumnya anak yakni masih dibiayai oleh orangtua. Keadaan berubah setelah ayahanda mereka kembali Kehadirat Yang Maha Pencipta, Riyono memilih untuk menggantikan ayahnya sebagai tulang punggung keluarga.

Riyono kecil bekerja sebagai Bongkar Muat entah itu berupa batu, pasir, batu bata dan lain-lain apa saja yang bisa diangkut. Meski badan yang terpaut kecil dan dibawah teriknya matahari tak menyurutkan semangatnya dalam mencari rezeki untuk keluarganya, salah satunya untuk biaya sekolah adik-adiknya.

Ibunya yang memiliki usaha batik canting memberikan saran kepada Riyono untuk membeli sepeda untuk keperluan berangkat kerja dan juga bisa untuk keperluan beli bahan kain batik, atas saran dari ibunya dan karena pembayarannya pun dengan cara dicicil setiap setelah bayaran.

Sepedanya ia gunakan dan dirawat dengan baik, saat libur kerja untuk membeli bahan dan saat waktu senggang ia gunakan untuk pergi ke lapangan yakni hobinya bermain sepakbola.

Tidak terasa pula hari hari berlalu cicilan sepedanya selesai dan uang yang biasanya digunakan untuk itu menjadi ia gunakan untuk membenahi rumah yang terjadi kerusakan. Ia juga berhasil menyelesaikan dalam pembiayaan sekolah adiknya walaupun hanya sampai SD dan ia sendiri tidak sekolah demi menggantikan ayahnya sebagai tulang punggung keluarga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline