JESSIKA PASTI BEBAS, TANPA PENASEHAT HUKUM MENCARI-CARI SAKSI MERINGANKAN LAGI
Inilah yang perlu dilihat oleh Majelis hakim dari keganjilan-keganjilan di dalam persidangan :
- Pernyataan bahwa sedotan sudah ada di gelas ini harus benar-benar diklarifikasi. (apalagi sedotannya kalau berwarna coklat kehitam-hitaman tidak terlalu jelas, karena mejanya agak hitam . (padahal kalau kita lihat gerakan si Mirna sebelum menggeser gelas pergerakan tangan kanan si Mirna turun mendekati meja seakan-akan mengambil sedotan sembari dengan kedua tangan menggeser gelas mendekati ke arahnya, kemudian si Mirna mengaduk pertama kali, kemudian mengatur rambutnya, kemudian mengaduk kembali, mengatur rambutnya kembali, barulah setelah itu si Mirna meminum dengan sedotan memakai tangan kiri.
- Bahwa memang betul setelah diamati pemutaran cctv versi ahli waktu memang berhenti sementara tayangannya tetap berjalan beberapa detik.
- Rekaman cctv versi ahli M. Nuh, ada yang aneh, M. Nuh hanya memperkuat kesan seakan-akan si Hani hanya mencoba mencium aroma kopi vietnam tersebut, dan dengan cepat-cepat langsung mengalihkan perhatian dengan memutar cctv si Mirna tiba-tiba kepalanya jatuh kebelakang sofa, tetapi si M. Nuh tidak menekankan bahwa si Hani juga meminum kopi tersebut, si M. Nuh hanya menekankan video sewaktu Hani mencium aroma kopi tersebut.
- Yang aneh pernyataan-pernyataan saksi ahli yang begitu gampangnya menyimpulkan bahwa seakan-akan bahwa jesika memesan tiga minuman seakan-akan untuk diberikan kepada jesika, hani, dan Mirna. Begitu gampangnya saksi ahli mengambil kesimpulan. Padahal si Jesika itu tidak ada memesan untuk Hani, jesika hanya memesan untuk Mirna sesuai dengan keinginan si Mirna akan kesukaannya dengan Ice Coffe vietnam, dan Jessica memesan Cooktail karena ada promo tertulis dimeja, sehingga Jesika memesan cocktail, dan cocktail tersebut bukanlah untuk Hani, tetapi untuk Jesika, jadi wajar apabila si Jesika itu meminum semuanya (yang pasti Cocktail itu bukan untuk Hani, jadi kesimpulan ahli itu salah duga, itu bisa dilihat bagaimana si Jesika mengirimkan gambar Menu Juice melalui WA, disini bisa ditarik kesimpulan bahwa Jessica mungkin mengirimkan WA ke group supaya dapat dilihat oleh Hani ataupun Vera, melihat menu-menu.Disini dapat kita lihat bahwa Mirna didalam aktifivtasnya foto-foto menu di Olivier dengan sempatnya terekam di cctv Jesika mengambil Menu, dan terlihat berarti si Jesika memegang hp-hpnya dengan didukung fakta ada foto menu yang terkirim di WA.
- Diantara semua itu, adalah pengakuan Dr umum pada sidang tgl. 29 Agustus 2016, yang menyatakan bahwa si Hani juga meminum kopi tersebut, dan dimana menurut pengamatan penulis saya menyaksikan durasi minum kopi si Hani tersebut ada sekitar 2 detik, dan tidak ada tanda-tanda si Hani seakan-akan membuang atau meludah kopi yang dibuangnya, si Hani hanya berlaku sama gerakannya mengibas-ibas tangannya seperti ketika waktu Mirna meminum kopi tersebut, jadi kalau kita bandingkan dengan foto mulut si Mirna yang mengerikan seperti yang diberitakan oleh Bapak Mirna Pak Darmawan yang mengatakan bahwa kandungan Sianida yang diminum si Mirna sangat banyak, berarti seharusnya si Hani juga harusnya seperti si Mirna, seandainya pun tidak banyak yang diminumnya karena mungkin lebih hati-hati, tetapi paling tidak kondisi si Hani harusnya memiliki gejala-gejala yang sama seperti dialami Mirna, yaitu kira-kira 4 menit juga langsung terjatuh kepalanya ke belakang sofa seperti Mirna.......
Jadi Kesimpulan yang bisa ditarik Hakim disini adalah :
- Hanya dengan item No. 5 saja, tanpa perlu lagi Penasehat Hukum mencari saksi-saksi yang meringankan buat Jesika, Hakim seharusnya sudah dapat menyimpulkan bahwa Mirna mati bukan karena Sianida, karena seandainya karena Sianida seharusnya Hani juga mati atau paling tidak mengalami gejala-gejala yang sama dengan si Mirna, sementara mulai dari Olivier hingga RS. Abdi Waluyo, si Hani aman-aman saja. Ini jelas-jelas tuduhan JPU yang menunjukkan Mirna mati karena Sianida jelas-jelas tidak terbukti.
- Dengan begitu, maka Hakim sudah dapat memutuskan bahwa Mirna mati bukan karena Sianida, konsekwensinya Jesika harus bebas demi hukum.
MARI TEGAKKAN HUKUM DENGAN KEADILAN BUKAN HANYA KARENA OPINI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H