Lihat ke Halaman Asli

Istigosah dan UN

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Penyelenggaraan UN memasuki tahun ke-10, saya ingat betul ketika tahun pertama diadakannya UN 2003. Ketika itu saya seorang siswa SMP kelas 3 yang harus menempuh ujian model baru. Ada kata lulus dan tidak lulus diakhir ujian nanti. Ujian Akhir Nasional kala itu membuat saya harus mempersiapkan diri, mulai dari Les Bimbel, persiapan dengan bimbel di sekolah, dsb. Hanya bedanya kala itu saya dan lingkungan sekolah belum mengenal adanya 'istigosah'. Mungkin karena batas kelulusan baru 3,25 dan masih memungkinkan lulus semua.
Saat ini angka kelulusan sudah mencapai 5,50 dan dibutuhkan kerja yang ekstra untuk lulus bukan. Pemberitaan di TV akan marak diadakannya istigosah menjelang UAN. Saya seorang muslim yang baik, tak cukupkah kita berdoa dalam shalat 5 waktu kita, atau kalau kurang dalam shalat malam kita untuk memohon. Saya ingat ketika TimNas menjelang final AFF melakukan istigosah dan yang terjadi adalah tidak menjamin menang karena 'mental' tak siap. Lebih penting buat sekolah-sekolah daripada melaksanakan istigosah 'persiapan mental' sebaik mungkin.
Tapi saya melihat ada juga sisi baik dari 'istigosah' yaitu mengumpulkan siswa dan siswi dalam kebersamaan. Dalam satu semangat yang sama 'menaklukan UN' bukan?
Mari kita beristigosah supaya ada ahli pendidikan yang serius memecahkan masalah evaluasi belajar tahap akhir nasional yang lebih lagi. Amin




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline