TAK ADA salahnya jika Bangau, Berang-berang dan Jerapah merupakan tiga saudara kandung, mereka sama-sama berasal dari ras yang sama, yaitu ras binatang. Ayah mereka seekor Singa dan Ibu mereka seekor Kuda Nil. Bangau adalah saudara tertua, dilanjutkan dengan Berang-berang lalu Jerapah yang paling muda. Meski mereka bersaudara tapi mereka jarang sekali berada dalam situasi dan tempat yang sama, mereka kadang terlalu sibuk dengan dunia mereka masing-masing sehingga mereka lebih mencintai dunia mereka daripada saudara kandung mereka sendiri.
Bangau merupakan sosok yang paling cerewet, dia banyak bicara namun sangat dewasa, mungkin karena dewasalah yang membuat dia semakin cerewet. Beda halnya dengan berang-berang, dia adalah pendiam dan penyendiri, harinya sering dihabiskan dengan menyendiri dan mendengarkan musik-musik klasik selain itu dia juga hobi membaca novel. Dan yang terakhir Jerapah, dia susah diatur, usianya yang masih muda membuat dia suka membangkang, namun meski pun demikian dia juga sering sendiri walau secara harfiah karena dia penggila game online.
Tiga bersaudara ini tinggal di satu rumah, namun sangat jarang berjumpa atau bertegur sapa, bahkan di rumah sekali pun. Jika Jerapah ada di rumah pada sore hari maka Berang-berang akan berangkat kerja sedangkan Bangau tidur karena dia akan bekerja di malam hari. Dan di hari libur mereka memang berada di rumah tapi di dalam kamar mereka masing-masing. Benar-benar rumah yang sunyi seperti tanpa kehidupan.
Lalu tiba-tiba suatu hari Ayah mereka menelpon bahwa Ibu mereka sedang sakit di kampung halaman dan Ibu mereka meminta mereka bertiga untuk pulang ke kampung halaman karena sang Ibu sangat merindukan mereka.
“Ibu sakit pasti karena terlalu lama berendam,” ucap Bangau mengeluh setelah menutup Ayahnya menelpon. Kemudian Bangau memberitahu kabar tadi pada ke-2 saudaranya.
Setelah sekian lama baru kali ini mereka ber-3 duduk di shopa dan membicarakan sesuatu bersama-sama. Berang-berang berbaring di atas shopa sedangkan Bangau bertengger di sandaran shopa dan Jerapah dia hanya duduk di lantai sambil sedikit tunduk karena lehernya yang terlalu panjang hampir menyentuh langit-langit.
“Apa kita akan pulang?,” tanya Jerapah dengan malas.
“Jika kalian berdua tidak bisa, aku akan tetap pulang,” ucap Bangau.
“Aku akan pulang juga,” Berang-berang menimpali.
“Ya sudah aku juga kalau begitu.” Jerapah akhirnya juga ikut. “Kita pulang naik apa?.” Tanyanya lagi.
“Aku akan pulang terbang bersama kawanan Bangau lain yang kebetulan juga ingin pulang kampung.”