[caption caption="kakiku terpaku"][/caption]
(Boeat: Soempah Pemoeda, 28 Oktober)
Aku berjalan mengendarai sepotong jarum jam
Detik demi detik aku lanpaui
Tanpa aku pernah mampu menghentikan geraknya
Atau melompat mengacuhkannya;
Dan entah mula kapan lantas aku dapati diriku terduduk di sini
Ketika seorang nenek renta
Dengan bersusah payah menghampiriku:
“Anak muda, pulanglah,
hari mulai beranjak siang..
[Aku hanya bisa terdiam
Sambil memandang sang nenek itu berlalu;
Kakiku seperti terpaku!]
Aku bermain di bebiruan hari ini
Memutar-mutar kristal mimpi
Dalam kegersangan pikiran
Ketika seorang kakek
Dengan telisik mata yang dalam
ia bertutur berat kepadaku:
“Anak muda, pulanglah,
hari segera menjadi siang!”
[Aku hanya bisa terdiam
Sambil memandang sang kakek itu berlalu:
Kakiku seperti terpaku!]
Kembali aku bermain
Memutar-mutar kristal mimpi
Kali ini dengan segantang harapan
Ketika tiba-tiba berdiri di hadapanku
Seorang muda perkasa
Yang dengan mata merah melotot
Ia menghardikku:
“Pulang!!
hari telah menjadi siang!"