Lihat ke Halaman Asli

Nur Lodzi Hady

Warga negara biasa

"Kakiku Terpaku"

Diperbarui: 28 Oktober 2015   10:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="kakiku terpaku"][/caption]

(Boeat: Soempah Pemoeda, 28 Oktober)

Aku berjalan mengendarai sepotong jarum jam
Detik demi detik aku lanpaui
Tanpa aku pernah mampu menghentikan geraknya
Atau melompat mengacuhkannya;

Dan entah mula kapan lantas aku dapati diriku terduduk di sini
Ketika seorang nenek renta
Dengan bersusah payah menghampiriku:

“Anak muda, pulanglah,
hari mulai beranjak siang..

[Aku hanya bisa terdiam
Sambil memandang sang nenek itu berlalu;
Kakiku seperti terpaku!]

Aku bermain di bebiruan hari ini
Memutar-mutar kristal mimpi
Dalam kegersangan pikiran
Ketika seorang kakek
Dengan telisik mata yang dalam
ia bertutur berat kepadaku:

“Anak muda, pulanglah,
hari segera menjadi siang!”

[Aku hanya bisa terdiam
Sambil memandang sang kakek itu berlalu:
Kakiku seperti terpaku!]

Kembali aku bermain
Memutar-mutar kristal mimpi
Kali ini dengan segantang harapan
Ketika tiba-tiba berdiri di hadapanku
Seorang muda perkasa
Yang dengan mata merah melotot
Ia menghardikku:

“Pulang!!
hari telah menjadi siang!"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline