Lihat ke Halaman Asli

Tokoh Musik Ultra-Modernis yang Dikubur Nazi

Diperbarui: 24 Juni 2015   08:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Masih ingat pada zaman Demokrasi Terpimpin dulu terdapat larangan mendengarkan musik tertentu di Indonesia? Koes Bersaudara (Koes Plus) yang berada di garis depan pemusik ‘ngak-ngik-ngok’ ala Beatles itu dijebloskan ke dalam penjara. Tiga dekade sebelumnya, Nazi menggolongkan musik yang a-tonal (musik yang tidak taat pada satu jenis tangga nada tertentu), musik jazz dan apalagi musik karya komponis-komponis keturunan Yahudi ke dalam jenis musik yang dikutuk dan dilarang, dengan julukan entartete musik alias Musik Bejat. Yang disebut musik yang baik dan benar menurut Nazi ternyata ditentukan oleh ras penciptanya, apakah keturunan Yahudi atau Arya.

Pria berambut pirang bermata biru ini telah diakui kehebatannya membuat musik dan opera yang luar biasa. Dalam dunia musik ia dikenal sebagai tokoh ultra-modernis dengan musik avant-garde ekspresionis yang tidak peduli dengan aturan bermusik. Tradisi bahwa sebuah gubahan ‘musik harus taat pada satu nada tertentu’ pun diabaikan-nya. Beberapa karya bermusiknya memang a-tonal. Ia juga perintis musik 12 not. Aliran ini menolak musik tradisional yang hanya mengenal delapan not (oktaf) pada satu tangga nada.

Ernst Krenek. Seorang komponis, dirigen, pianis, pengarang berbakat ini lahir di Ceko lalu berimigrasi ke Austria. Beliau dibesarkan di lingkungan kesenian Austria yang mencapai puncaknya pada periode interbellum (masa antara dua perang dunia). Selain di Austria, beliau mendapatkan ilmu bermusik di Berlin dengan Franz Schreker sebelum bekerja di berbagai opera house Jerman sebagai dirigen. Jelas Krenek bukan keturunan Yahudi, tetapi pada saat Hitler mengumbar nafsu ekspansionis-nya dengan memprovinsikan Negara-negara lain maka larangan itu berlaku di Negara-negara Eropa lain yang mereka jajah. Disinilah nasib sial menimpa Ernst Krenek.

Jonny Spielt Auf (1928), sebuah opera ciptaanya yang menampilkan seorang kulit hitam menjadi tokoh utama. Opera pertama Ernest Krenek ini sangat sukses dipentaskan. Danternyata inilah opera jazz pertama di dunia, banyak orang menduga bahwa opera jazz pertama di dunia adalah Porgy and Bess (1934) ciptaan komponis Amerika, Goerge Gershwin. Kaum Nazi seperti kesetanan berdemonstrasi ketika opera Jonny Spielt Auf dipentaskan di Wina 13 Januari 1928. Spanduk-spanduk protes membanjiri areal gedung teater, salah satunya bertuliskan “Gedung Teater Kita Dikotori oleh Pertunjukan Yahudi-Negro”. Sejak saat itu Ernst dijauhi masyarakat, terpojokkan setelah sebelumnya dikagumi masyarakat. Namanya tidak dikenal lagi. Ketika Hitler mengumumkan integrasi Austri ke Jerman Raya, Ernst mengasingkan diri ke Amerika Serikat. Memulai hidup baru dari nol, yang tidak mudah.

Lody Andrian

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline