Lihat ke Halaman Asli

Jokowi "Ulem-ulem", Fadli Zon "Raiso Mingkem"

Diperbarui: 14 November 2017   12:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: detikcom

Dalam bahasa jawa, ulem-ulem itu adalah menyebar undangan untuk mengundang orang-orang agar datang ke suatu acara. Dengan maksud dan tujuan agar orang-orang yang diundang tadi sudi untuk datang ke acara yang dibuat.

Dan biasanya ulem-ulem itu hanya akan dilakukan untuk acara-acara besar saja seperti sunatan atau perkawinan. Orang-orang yang diundangpun pastilah orang-orang yang memang dikenal. Saudara sudah pasti. Tetangga, kerabat, famili atau orang-orang yang memang dianggap layak untuk diundang.

Ulem-ulem tidak saja hanya sebatas serangkaian kegiatan mengundang lalu yang diundang, datang. Kemudian berpesta, menikmati makanan dan berbagi kebahagiaan. Tapi di balik ulem-ulem itu juga tersimpan pesan-pesan moral yang sangat dalam.

Cerminan jernih akan gambaran silaturahmi yang tengah berusaha dijaga dalam bingkai persaudaraan, ada disana. Bahwa salah satu bentuk sikap menghargai, menghormati dan ingin berbagi kebahagiaan, sudah cukup bisa diwakilkan dengan cara "mengundang".

Singkatnya, dengan cara menyebar ulem-ulem atau mengundang orang-orang dalam sebuah pesta atau hajatan, adalah simbol paling jelas dari sebuah pengakuan bahwa kita ternyata masih dianggap. Bahwa kita ternyata masih diakui sebagai saudara dan kerabat.

"Kamu sahabatku, kamu saudaraku, karna itulah aku mengundangmu!".

Kira-kira seperti itulah pesan yang tersirat.

Lalu bagaimana dampak sosiologis dari ulem-ulem tadi?

Seibarat pisau bermata dua, dampak dari kegiatan itupun bisa menjadi positif, bisa juga berdampak negatif.

Tatanan sosial atau hubungan kekerabatan bisa semakin akrab dan hangat, namun juga bisa retak dan berubah menjadi permusuhan abadi yang semakin menjadi-jadi.

Pihak pengundang bisa saja membuat seseorang merasa tersanjung karna diundang. Seseorang jadi akan berfikir bahwa ia ternyata dianggap saudara. Seseorang jadi akan merasa bahwa ia dihormati dan dihargai, hanya karna diundang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline