Lihat ke Halaman Asli

Liza Rahmi

Mahasiswa

Sinopsis Novel Percikan Darah di Bunga Karya Arafat Nur

Diperbarui: 11 Juli 2022   23:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Sinopsis Novel Percikan Darah di Bunga Karya Arafat Nur

Dhira Ayu Laksmi. Seorang gadis yang memiliki paras cantik seperti keturunan tionghoa meski ayahnya suku jawa dan ibu dari suku Aceh. Seorang lulusan sarjana hukum di universitas di banda. 

Setelah lulus dari kuliah dia bergabung di lembaga kemanusiaan di tengah perang Aceh sedang bergelonjak. Anak dari seorang karyawan perusahaan PIM di Krueng Geukuh. Ayah, ibu dan kakak laki lakinya memang tidak setuju dengan keputusannya untuk berkuliah di jurusan Hukum apalagi ikut di lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

Dira menangani gadis bernama Maulu. Kepiluan dari seorang Meulu yang Cintanya terhadap teungku Madun seakan usai setelah pemerkosaan kelompok bersenjata malam itu. Cinta yang belum sempat ia ucapkan hingga sekembalinya ke rumah, ternyata mautpun menjemput. Dijemput secara paksa kesucian dan nyawanya pergi meninggalkan jasad. Cinta itupun tak sempat terucap oleh bibirnya.

Teungku Madun atau Ahmadun, seorang pemuda tampan, bijak juga cerdas. Ia dikagumi banyak perempuan di desa termasuk Meulu si gadis malang itu, Kemahirannya dalam berceramah di masjid dan memberi ilmu kepada muridnta di dayah samalanga membuat dia banyak di cintai terlebih dengan sifat anehnya yang semakin membuat kaum hawa mati penasaran. 

Di tengah gejolak konflik di Aceh saat itu membuat dirinya harus bersembunyi jika ingin menemui orang tuanya di kampung, jika tidak ingin di tangkap dan di curigai sebagi pemberontak. 

Suatu hari ketika ia hendak pulang ke kampung halaman dari dayah menggunakan mobil L 300, ia dan tiga penumpang lainnya di sergap dan culik oleh sekelompok orang berbaju loreng kecuali sopir nya yang dibiarkan selamat.

Teungku Madun di bawa ke sebuah rumah yang tak berpemilik karena di duga pemberontak. Tubuhnya dipukuli, di tendang, wajahnya di sayat hingga ia tak merasakan apa apa lagi. 

Ia terus ditanyai tentang para pemberontak tapi apa daya meski ia berteriak mengatakan bahwa ia bukan pemberontak dan hanya seorang guru agama apa peduli mereka. Namun ternyata takdir Tuhan berkata lain, di saat ia hendak di bawa untuk di tembak tiba tiba terdengar suara dentuman bom yang diyakini dari para pemberontak.

Dengan terkocar kacir orang berbaju loreng itu lari meninggalkannya yang terluka parah. Teungku Madun juga ingin menyelamtkan diri dengan berlari kesakitan ke semak semak sampai akhirnya ia rebah tak sadarkan diri. 

Kisahnya tak berhenti di sana, ia ditemukan oleh seorang yang berhati baik lalu membawanya ke sebuah rumah untuk di rawat. Tak lama setelah itu, kabar keberadaan tengku itu sampai juga di telinga Sulastri dan Dhira. Mereka lalu mendatangi dan membawa tengku itu ke rumah Dhira untuk di obati.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline