Lihat ke Halaman Asli

Berkhayal Itu (Meyakitkan) Indah

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sering pasti kita berkhayal.

Saya?  Sering banget!

Sesering apa?  Hampir tiap malam menjelang tidur, saya pasti berkhayal kemudian disambung tidur, yang sering juga berkelanjutan masuk ke dalam mimpi!

Saya sering sekali memimpikan, berkhayal semua masalah ekonomi keluarga saya selesai.  Tidak lagi pusing memikirkan bagaimana membayar hutang, mencicil kreditan, pusing hari ini makan apa...dll

Tapi bagaimana caranya?  Sedang sumber keuangan utama saya hanyalah gaji suami yang mesti jadi kuli di luar pulau sana.  Dan kiriman suami, tidak cukup untuk mengurusi, satu rumah, dua anak, plus empat orang dewasa di rumah!

Terpaksa gali lobang tutup lobang.  Hutang di sana, buat bayar hutang di sini.  Sisa-sisanya buat ngurus rumah.

Ditengah kepusingan saya, bagaimana caranya melunasi semua itu, maka berkhayal adalah senjata paling ampuh untuk sejenak saja bisa melupakan segala masalah yang esok bakal mendera lagi.

Sampai saat ini, saya masih berharap menjadi novelis best seller, kemudian novel saya pun diadaptasi oleh sutradara ngetop kaliber Mira Lesmana untuk difilmkan.  Wah, bisa-bisa royalti buku dan adaptasinya bisa nyampe semilyard!  Bener-bener ngayal abis deh pokoknya!

Kalau ada uang semilyard di tangan...maka segala persoalan hidupku segera beres!

Bayar lunas semua utang-utangku dan utang-utang Bapak!  Itu yang akan kulakukan di hari pertama.  Segala kreditan juga mesti dilunasin.

Setelah itu, baru kusisihkan untuk Infaq, Zakat dan Sodaqoh!  Mesti itu!  Karena harta kita ada bagiannya orang nestapa (kayak saya sekarang kali yaaaaaaaaa)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline