In the days of yore there is a magnificent castle...halah! Bukan cerita dongeng ini. Tapi pencapaian beliau itu bak dongeng, bagi orang yang kebanyakan mimpi tapi no action. Dalam waktu 4 tahun bekerja, anggaplah part time, dia sudah menghasilkan sekitar 20 juta rupiah perbulannya plus mobil Honda CR-V dan cash award 42 juta sebagai recognisi atas apa yang sudah dicapainya selama bergelut di dunia yang sering dipandang sebelah mata oleh orang-orang, jaringan MLM. Bayangkah, selama 4 tahun kita bekerja di sebuah kantor, dengan segala keahlian dan kemampuan terbaik kita, dapatkah angka fantastis itu kita raih sebagai penghasilan bulanan kita? Masih plus sebuah Mobil CR-V? Lewat bisnis jaringan MLM Oriflame, dengan group d'BC-network, Jeng Shar (panggilan kesayangan seluruh member kepada wanita mungil kelahiran 22 Mei 1975 ini) berhasil menembus batas menggapai impian, yang mungkin jika beliau tetap berada dalam ruang nyamannya (bekerja fulltime di luar rumah atau nyantai di ruang level dengan pendapatan 5 juta perbulannya) itu akan sulit tercapai. Gara-gara pencapaian itu, saya ngebet banget pengen wawancara beliau. Selaku anak baru (baru 3 bulanan merasakan bisnis ini), saya pengen wawancara secara personal dengannya. Ini demi membangkitkan dan menanamkan spirit ke saya, bahwa kalau Jang Shar bisa, saya pun BISA! Wong sama-sama makan nasi ini (begitu joke beliau kepada saya saat wawancara singkat itu), juga sama-sama manusia. Kalau kita mau berusaha, pasti pencapaian itu bukan lagi mimpi dan angan-angan. Wawancara seorang sibuker seperti beliau bukanlah hal mudah. Janjiannya sih lumayan mudah. Mencolek seorang Devy Tania Prandhono, nenek upline saya yang gampang banget turba mengechek kondisi kejiwaan saya yang jadi lone striker di Blora sini (gila, saya bisa istilah bola! Horeeee!). Beliau yang pada dasarnya sayang sama saya (ciehhhhhhhhh ngaku-ngaku) pun menyetujui untuk bikin janji mewawancarai beliau, in personal touch. "OKey Liz, Jeng Shar bisa interview jam 23.00 just 15 minutes" Eh? Hah?! Itu wawancara onlen lho, Mbak -___-; "Siap!" Wah bakat deh gue ABS (Asal Bu Senior senang) hihihihihi Disuruh susun pertanyaan...ya ampyun, 15 menit juga baru ngetik udah selesai --;; Entar aja deh, tergantung mood pas interview. Tetapi, pengaplikasiannya tidak semudah itu. Sebagai ibu muda dengan tiga anak yang masih di bawah umur, beliau bukan sekedar sibuk bekerja di bisnis ini. Mengurus anak-anak juga menjadi prioritasnya yang paling utama, terutama masih menyusui Baby Malik secara aktif. Jadi, janjian wawancara kita terhambat pada masalah, MENYUSUI! Saya pun menginterview Jeng Shar sambil menyusui Nadhira, bungsu saya yang masuk usia 10 bulan. Jadi ceritanya, ibu-ibu menyusui sedang mewawancarai ibu-ibu menyusui. Yang dibicarakan bukan bagaimana menyusui secara benar, tetapi BISNIS! Sombong gak tuh? hihhihihihi Akibatnya, wawancara ini (plus celetukan indah sang moderator, nenek upline saya tercinta Mbak Devy Tania Prandhono) harus sering dihentikan gara-gara anak-anak kami rewel. Onlinenya sih lebih dari setengah jam, tapi asli, wawancaranya lima belas menitan. Tapi, saya mendapatkan warm impression dari beliau. Mau berbagi ilmu dan tips seputar bisnis ini, seperti pada note-note penyemangatnya di Facebook, website d'BC-network maupun email, Jeng Shar layak mendapatkan kualifikasi Diamond Director pada bisnis ini. Pencapaiannya saat ini memang menggembirakan buat beliau, tetapi seperti kata beliau saat wawancara, "Jadi diamond: seneng tapi gak girang-girang amat karena pr-nya masih banyak. Gimana bikin yang lainnya jadi diamond juga." Wuihhh, betapa mulainya beliau. Seperti kata beliau di note penyemangat bahwa ini bisnis untuk sukses secara bersama-sama. Bekerja secara tim untuk bisa sukses bersama. Pada akhirnya, dari interview bagian pertama saya ini (masih berharap ada sambungannya ini), bahwa bisnis ini membangun tim bersama-sama untuk sukses bersama. Yang paling penting, Jeng Shar mengingatkan kepada saya di akhir interview bagian pertama yang singkat ini bahwa, "Say what you mean, mean what you say." Bahwa apa yang kita pikirkan tentang diri kita, itulah yang akan terjadi pada diri kita. Bukan karena kita tahu banget diri kita, tetapi karena alam semesta mengamini semua yang keluar dari mulut kita, dari pikiran kita. (End Of Interview part I)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H