Lihat ke Halaman Asli

Nur Halizah

Mahasiswa

Emosi Prososial pada Anak Usia Dini

Diperbarui: 1 Desember 2022   21:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

id.pngtree.com

Perilaku prososial adalah bentuk perilaku yang muncul dalam kontak sosial, jadi perilaku prososial adalah tindakan yang dilakukan atau direncanakan untuk membantu orang lain terlepas dari niat si penolong. 

Tindakan menolong ini didasarkan dari keinginan sendiri tanpa mengaharapkan suatu imbalan, perilaku ini lebih bersifat sukarela. Perilaku prososial masih berhubungan dengan empati, menurut Hurlock empati adalah kemampuan seseorang untuk memahami perasaan dan emosi orang lain serta menempatkan diri pada posisi orang lain. 

Empati mengacu pada kemampuan seseorang untuk mengungkapkan emosinya, sehingga empati seseorang dapat diukur dengan wawasan emosi, ekspresi emosi, dan kemampuan seseorang untuk mengambil peran orang lain. 

Pada dasarnya, empati merupakan suatu keterbatasan individu dalam melaksanakan atau tidak mengaktualisasikan ide-ide prososial yang dimilikinya  kedalam perilakunya. 

Perilaku prososial merupakan salah satu perkembangan dasar yang harus dimiliki anak karena diperlukan persiapan menjadi anggota kelompok di akhir masa kanak-kanak dan beradaptasi dengan lingkungan yang lebih luas. 

Perkembangan Emosi Prososial

Perkembangan emosi prososial dimulai saat anak masih bayi, ditandai dengan tangisan bayi yang satu mengarah ke tangisan bayi lainnya. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa ketika seorang bayi menangis karena mendengar bayi lain menangis, itu merupakan bentuk respon empati bayi. Kemudian bayi berada dalam empati egosentris di tahun pertama. Pada titik ini, bayi mengira bahwa masalah atau kesulitan yang dia dan orang lain alami itu sama.

Di tahun kedua kehidupan bayi mulai mengembangkan rasa percaya diri / memasuki fase dimana balita berusaha menghibur orang lain dengan caranya sendiri. Misalnya, jika seorang anak merasa temannya kesepian, dia mengajak ibunya ke teman sebayanya agar temannya tidak kesepian lagi. 

Berikutnya adalah fase tekanan empatik yang sebenarnya, yang biasanya terjadi saat pemikiran anak-anak matang. 

Pada tahap ini, respons empati anak terhadap emosi lain lebih berkembang dari sebelumnya, dan tindakan prososial anak menunjukkan pemahaman akan kebutuhan orang lain. Dan perlu kita ketahui bahwa empati dan simpati terhadap anak berkembang/meningkat seiring bertambahnya usia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline