Lihat ke Halaman Asli

Merancang Anak Kritis dan Problem Solver

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kritis menurut saya adalah suatu yang secara cepat direspon atau ditanggapi. Anak yang kritis di kelas dapat kita amati apabila ada tugas dari guru maka ia akan cepat melaksanakan tugas tersebut. Anak yang kritis belum tentu mereka merupakan anak yang cerdas. Misalnya sebagai berikut.

Dalam suatu pembelajaran, guru memerintahkan siswanya untuk berlatih menuliskan pengalaman sewaktu liburan sekolah. Tenyata ada anak yang secara cepat mengerjakan tugas dari gurunya dan ternyata yang dikerjakan salah karena ia meresponnya salah.

Hal tersebut menurut saya bukan tipe siswa yang kritis. Karena sepengetahuan saya, anak yang kritis itu adalah anak yang mampu dengan cepat merespon dan berfikir secara tepat walaupun nantinya hasilnya kurang tepat.

Cara guru agar siswanya menjadi kritis mungkin tidak susah. Hal ini bias menjadi acuan guru agar siswanya menjadi kritis.

Ajaklah siswa untuk fokus. Hal yang cukup mudah akantetapi kadang susah yaitu focus. Dengan adanya focus maka siswa mampu merespon permasalahan yang akan dihadapinya.

Beri dia permasalahan yang spontan. Kita janganlah secara terus menerusmenginstruksikan apa yang akan kita beri pada siswa pada pembelajan pertemuan yang akan datang. Seszekali kita memberikan permasalahan yang spontan agar siswa mampu menyelesaikan secara kritis tanpa adanya perencanaan sebelumnya.

Biarkan ia bergerak bebas. Biarkan siswa mengadopsi berbagai pengetahuan yang ia dapatkan dari berbagai sumber. Dengan adanya pengetahuan yang banyak dan pengalaman yang banyak maka ia akan menai siswa yang ktitis terhadap lingkungan sekitar.

Ajaklah untuk banyak membaca. Membaca merupakan suatu kegiatan yang sulit untuk dijadikan kebiasaan.hal itu terjadi karena anak-anak pada saat ini cenderung lebih suka bermain game dan sms-an. Kegiaan membaca seharusnya oleh guru harus diwajibkan agar siswanya mau membaca dan lama-lama menjaasi terbiasa. Karena membaca itu merupakan sumber ilmu pengetahuan.

Kritis apa selalu menjadi problem solver?

Seorang anak yang tanggap dalam menghadapi permasalahan apakah ia pasti menjadi seorang yang problem solver? Hal itu sering dipertanyakan oleh para guru ketika mereka sedang berdiskusi. Memang banyak dari anak yang kritis itu biasanya juga merangkap menjadi anak yang problem solver, akan tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa anak yang kritis itu tidak selamanya sebagai problem solver. Banyak kita jumpai pada anak-anak yang cerdas yang biasanya tanggap dalam menyelesaikan tugas dari guru ternyata mereka tidak mampu menyelesiakan tugasnya dan akhirnya keluar dari sekolah.

Kita harus bias mendidik anak untuk menjadi anak yang problem solver dengan cara:

Beri dia permasalahan. Dengan permasalahan yang ringan terlebih dahulu, apakah mereka sudah bisa mengatasinya, peserta didik kita apakah mereka sudah bias menbgatasi kemelut yang ada pada dirinya. Apabila sudah berate untuk menjadi anak yang problem solver sudah bias dan apabila belum bias maka ada trik berikut ini.

Guru berperan sebagai konselor. Tugas seorang guru SD memang komplit, tidak luput dengan tugas sebagai konselor. Apabila ada siswa yang terbebani dengan permasalahannya maka tugas kita adalah memberikan bimbibingan agar mereka memiliki pandangan untik menyelesiakan permasalahan yang menimpa hidupnya.

Ajaklah untuk melihat dunia luar. Zaman yang sudah modern ini, kita tidak akan kuwalahan dalam memberikan gambaran berbagai permasalahan yang umum dialami oleh anak sekitar mereka. Sesekali waktu kita refreshing dengan jalan-jalan ke lingkungan anak-anak jalanan atau ajak mereka nonton video yang berhubungan. Hal itu kan akan menjadi pengalaman siswa dan kita bias melontarkan pertanyaan dan siswa bias menanggapi sehingga mereka bias memiliki pandangan apabila mereka terjerumus pada 1 permasalahan yang sama.

Dekat dengan Tuhan-NYA. Anak-anak yang sering mendapatkan masalah dan hidupnya tidak tentran itu biasanya dipicu oleh factor rohani juga. Mungkin mereka kurang dekat dengan Tuhan-NYA atau mereka sedang diuji keimanannya. Tugas kita sebagai guru selain mengajar kita juga harus bias mendorong kepada peserta didikkita untuk selalu beribadah pada Tuhan-NYA. Karena ada kepercayaan apabila kita dekatdengan Tuhan maka kita akan dimudahkan dalam menyelesaikan masalah.

Sekelumit trik yang dapat saya sampaikan dari hasil pemikiran saya sendiri. Apabila para pembaca ad imbuhan supaya artikel ini lebih sempurna, baca artikel ini dan tanggapi!

Membaca dapat membuka cakrawala dunia, jangan lupa biasakan kita untuk membaca supaya generasi kita tidak buta dengan membaca.

Kritis menurut saya adalah suatu yang secara cepat direspon atau ditanggapi. Anak yang kritis di kelas dapat kita amati apabila ada tugas dari guru maka ia akan cepat melaksanakan tugas tersebut. Anak yang kritis belum tentu mereka merupakan anak yang cerdas. Misalnya sebagai berikut.

Dalam suatu pembelajaran, guru memerintahkan siswanya untuk berlatih menuliskan pengalaman sewaktu liburan sekolah. Tenyata ada anak yang secara cepat mengerjakan tugas dari gurunya dan ternyata yang dikerjakan salah karena ia meresponnya salah.

Hal tersebut menurut saya bukan tipe siswa yang kritis. Karena sepengetahuan saya, anak yang kritis itu adalah anak yang mampu dengan cepat merespon dan berfikir secara tepat walaupun nantinya hasilnya kurang tepat.

Cara guru agar siswanya menjadi kritis mungkin tidak susah. Hal ini bias menjadi acuan guru agar siswanya menjadi kritis.

Ajaklah siswa untuk fokus. Hal yang cukup mudah akantetapi kadang susah yaitu focus. Dengan adanya focus maka siswa mampu merespon permasalahan yang akan dihadapinya.

Beri dia permasalahan yang spontan. Kita janganlah secara terus menerusmenginstruksikan apa yang akan kita beri pada siswa pada pembelajan pertemuan yang akan datang. Seszekali kita memberikan permasalahan yang spontan agar siswa mampu menyelesaikan secara kritis tanpa adanya perencanaan sebelumnya.

Biarkan ia bergerak bebas. Biarkan siswa mengadopsi berbagai pengetahuan yang ia dapatkan dari berbagai sumber. Dengan adanya pengetahuan yang banyak dan pengalaman yang banyak maka ia akan menai siswa yang ktitis terhadap lingkungan sekitar.

Ajaklah untuk banyak membaca. Membaca merupakan suatu kegiatan yang sulit untuk dijadikan kebiasaan.hal itu terjadi karena anak-anak pada saat ini cenderung lebih suka bermain game dan sms-an. Kegiaan membaca seharusnya oleh guru harus diwajibkan agar siswanya mau membaca dan lama-lama menjaasi terbiasa. Karena membaca itu merupakan sumber ilmu pengetahuan.

Kritis apa selalu menjadi problem solver?

Seorang anak yang tanggap dalam menghadapi permasalahan apakah ia pasti menjadi seorang yang problem solver? Hal itu sering dipertanyakan oleh para guru ketika mereka sedang berdiskusi. Memang banyak dari anak yang kritis itu biasanya juga merangkap menjadi anak yang problem solver, akan tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa anak yang kritis itu tidak selamanya sebagai problem solver. Banyak kita jumpai pada anak-anak yang cerdas yang biasanya tanggap dalam menyelesaikan tugas dari guru ternyata mereka tidak mampu menyelesiakan tugasnya dan akhirnya keluar dari sekolah.

Kita harus bias mendidik anak untuk menjadi anak yang problem solver dengan cara:

Beri dia permasalahan. Dengan permasalahan yang ringan terlebih dahulu, apakah mereka sudah bisa mengatasinya, peserta didik kita apakah mereka sudah bias menbgatasi kemelut yang ada pada dirinya. Apabila sudah berate untuk menjadi anak yang problem solver sudah bias dan apabila belum bias maka ada trik berikut ini.

Guru berperan sebagai konselor. Tugas seorang guru SD memang komplit, tidak luput dengan tugas sebagai konselor. Apabila ada siswa yang terbebani dengan permasalahannya maka tugas kita adalah memberikan bimbibingan agar mereka memiliki pandangan untik menyelesiakan permasalahan yang menimpa hidupnya.

Ajaklah untuk melihat dunia luar. Zaman yang sudah modern ini, kita tidak akan kuwalahan dalam memberikan gambaran berbagai permasalahan yang umum dialami oleh anak sekitar mereka. Sesekali waktu kita refreshing dengan jalan-jalan ke lingkungan anak-anak jalanan atau ajak mereka nonton video yang berhubungan. Hal itu kan akan menjadi pengalaman siswa dan kita bias melontarkan pertanyaan dan siswa bias menanggapi sehingga mereka bias memiliki pandangan apabila mereka terjerumus pada 1 permasalahan yang sama.

Dekat dengan Tuhan-NYA. Anak-anak yang sering mendapatkan masalah dan hidupnya tidak tentran itu biasanya dipicu oleh factor rohani juga. Mungkin mereka kurang dekat dengan Tuhan-NYA atau mereka sedang diuji keimanannya. Tugas kita sebagai guru selain mengajar kita juga harus bias mendorong kepada peserta didikkita untuk selalu beribadah pada Tuhan-NYA. Karena ada kepercayaan apabila kita dekatdengan Tuhan maka kita akan dimudahkan dalam menyelesaikan masalah.

Sekelumit trik yang dapat saya sampaikan dari hasil pemikiran saya sendiri. Apabila para pembaca ad imbuhan supaya artikel ini lebih sempurna, baca artikel ini dan tanggapi!

Membaca dapat membuka cakrawala dunia, jangan lupa biasakan kita untuk membaca supaya generasi kita tidak buta dengan membaca.

Kritis menurut saya adalah suatu yang secara cepat direspon atau ditanggapi. Anak yang kritis di kelas dapat kita amati apabila ada tugas dari guru maka ia akan cepat melaksanakan tugas tersebut. Anak yang kritis belum tentu mereka merupakan anak yang cerdas. Misalnya sebagai berikut.

Dalam suatu pembelajaran, guru memerintahkan siswanya untuk berlatih menuliskan pengalaman sewaktu liburan sekolah. Tenyata ada anak yang secara cepat mengerjakan tugas dari gurunya dan ternyata yang dikerjakan salah karena ia meresponnya salah.

Hal tersebut menurut saya bukan tipe siswa yang kritis. Karena sepengetahuan saya, anak yang kritis itu adalah anak yang mampu dengan cepat merespon dan berfikir secara tepat walaupun nantinya hasilnya kurang tepat.

Cara guru agar siswanya menjadi kritis mungkin tidak susah. Hal ini bias menjadi acuan guru agar siswanya menjadi kritis.

Ajaklah siswa untuk fokus. Hal yang cukup mudah akantetapi kadang susah yaitu focus. Dengan adanya focus maka siswa mampu merespon permasalahan yang akan dihadapinya.

Beri dia permasalahan yang spontan. Kita janganlah secara terus menerusmenginstruksikan apa yang akan kita beri pada siswa pada pembelajan pertemuan yang akan datang. Seszekali kita memberikan permasalahan yang spontan agar siswa mampu menyelesaikan secara kritis tanpa adanya perencanaan sebelumnya.

Biarkan ia bergerak bebas. Biarkan siswa mengadopsi berbagai pengetahuan yang ia dapatkan dari berbagai sumber. Dengan adanya pengetahuan yang banyak dan pengalaman yang banyak maka ia akan menai siswa yang ktitis terhadap lingkungan sekitar.

Ajaklah untuk banyak membaca. Membaca merupakan suatu kegiatan yang sulit untuk dijadikan kebiasaan.hal itu terjadi karena anak-anak pada saat ini cenderung lebih suka bermain game dan sms-an. Kegiaan membaca seharusnya oleh guru harus diwajibkan agar siswanya mau membaca dan lama-lama menjaasi terbiasa. Karena membaca itu merupakan sumber ilmu pengetahuan.

Kritis apa selalu menjadi problem solver?

Seorang anak yang tanggap dalam menghadapi permasalahan apakah ia pasti menjadi seorang yang problem solver? Hal itu sering dipertanyakan oleh para guru ketika mereka sedang berdiskusi. Memang banyak dari anak yang kritis itu biasanya juga merangkap menjadi anak yang problem solver, akan tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa anak yang kritis itu tidak selamanya sebagai problem solver. Banyak kita jumpai pada anak-anak yang cerdas yang biasanya tanggap dalam menyelesaikan tugas dari guru ternyata mereka tidak mampu menyelesiakan tugasnya dan akhirnya keluar dari sekolah.

Kita harus bias mendidik anak untuk menjadi anak yang problem solver dengan cara:

Beri dia permasalahan. Dengan permasalahan yang ringan terlebih dahulu, apakah mereka sudah bisa mengatasinya, peserta didik kita apakah mereka sudah bias menbgatasi kemelut yang ada pada dirinya. Apabila sudah berate untuk menjadi anak yang problem solver sudah bias dan apabila belum bias maka ada trik berikut ini.

Guru berperan sebagai konselor. Tugas seorang guru SD memang komplit, tidak luput dengan tugas sebagai konselor. Apabila ada siswa yang terbebani dengan permasalahannya maka tugas kita adalah memberikan bimbibingan agar mereka memiliki pandangan untik menyelesiakan permasalahan yang menimpa hidupnya.

Ajaklah untuk melihat dunia luar. Zaman yang sudah modern ini, kita tidak akan kuwalahan dalam memberikan gambaran berbagai permasalahan yang umum dialami oleh anak sekitar mereka. Sesekali waktu kita refreshing dengan jalan-jalan ke lingkungan anak-anak jalanan atau ajak mereka nonton video yang berhubungan. Hal itu kan akan menjadi pengalaman siswa dan kita bias melontarkan pertanyaan dan siswa bias menanggapi sehingga mereka bias memiliki pandangan apabila mereka terjerumus pada 1 permasalahan yang sama.

Dekat dengan Tuhan-NYA. Anak-anak yang sering mendapatkan masalah dan hidupnya tidak tentran itu biasanya dipicu oleh factor rohani juga. Mungkin mereka kurang dekat dengan Tuhan-NYA atau mereka sedang diuji keimanannya. Tugas kita sebagai guru selain mengajar kita juga harus bias mendorong kepada peserta didikkita untuk selalu beribadah pada Tuhan-NYA. Karena ada kepercayaan apabila kita dekatdengan Tuhan maka kita akan dimudahkan dalam menyelesaikan masalah.

Sekelumit trik yang dapat saya sampaikan dari hasil pemikiran saya sendiri. Apabila para pembaca ad imbuhan supaya artikel ini lebih sempurna, baca artikel ini dan tanggapi!

Membaca dapat membuka cakrawala dunia, jangan lupa biasakan kita untuk membaca supaya generasi kita tidak buta dengan membaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline