Lihat ke Halaman Asli

Liyanda Choirani

Mahasiswi Program Studi Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Meluasnya Kesenjangan Sosial: Ancaman Terbesar Revolusi Industri 4.0

Diperbarui: 2 Juni 2023   13:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Liyanda Choirani (200904127)

Angel Sisilia Pane (200904025)

Dosen : Drs. Syahfruddin Pohan, M.Si, Ph.D

Revolusi Industri 4.0 telah membawa perubahan besar dalam dunia teknologi dan ekonomi. Kemajuan dalam bidang digitalisasi, otomatisasi, dan kecerdasan buatan telah membuka pintu bagi efisiensi yang luar biasa dalam produksi dan komunikasi. Namun, di balik janji kemajuan ini, terdapat ancaman serius yang tidak boleh diabaikan: meluasnya kesenjangan sosial.

Revolusi Industri 4.0 menciptakan kesenjangan sosial yang semakin lebar dalam berbagai aspek kehidupan, seperti pendapatan, akses terhadap pendidikan dan kesempatan kerja, serta kesenjangan antara daerah perkotaan dan pedesaan. Salah satu alasan utama di balik fenomena ini adalah pergeseran besar dalam jenis pekerjaan yang tersedia.

“Hilangnya pekerjaan-pekerjaan lama disertai dengan meningkatnya kebutuhan akan tenaga kerja ahli yang tidak serta merta dapat dipenuhi oleh banyak masyarakat,” kata Robertus Robert saat menjadi narasumber pada the 5th Jakarta Geopolitical Forum 2021 yang mengangkat tema “Culture and Civilization: Humanity at the crossroad” secara daring, (21/10).

Dalam uraian Klaus Schwab, lanjut Robert, disebutkan bahwa pengambil keuntungan terbesar dari revolusi indutri keempat adalah para pemodal, industriawan penyedia tenaga intelektual atau modal psikis: para inovator, para penemu, dan shareholder-nya. Kondisi ini menegaskan adanya kesenjangan antara para pekerja dengan para inovator dan para pemilik kapital. Meluasnya ketaksetaraan sosial merupakan ancaman terbesar dari revolusi industri keempat.

“Uraian Schwab ini membawa kita kembali berhadapan dengan persoalan lama, bahwa di dalam

sains dan teknologi, masyarakat kita mengalami progres, tapi progresivitas itu mengambil tempat

dalam tatanan yang timpang,” kata Robert. Otomatisasi dan kecerdasan buatan menggantikan pekerjaan rutin yang sebelumnya dilakukan oleh manusia, dan ini mengakibatkan hilangnya lapangan pekerjaan tradisional. Orang-orang dengan keterampilan yang tidak relevan dalam era digital ini akan terpinggirkan secara ekonomi.

Di sisi lain, revolusi teknologi ini memberikan keuntungan besar bagi mereka yang memiliki akses dan pengetahuan yang memadai. Kesenjangan digital, yang mengacu pada kesenjangan dalam akses dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, semakin memperdalam kesenjangan sosial. Masyarakat yang tidak mampu mengakses dan memahami teknologi ini akan tertinggal dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan, kesempatan kerja, dan akses ke informasi yang penting.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline