Lihat ke Halaman Asli

Untuk Pertama Kalinya

Diperbarui: 20 Juni 2015   02:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pandangan tertutup kain biru

Sentuhan terhalang ranting kayu

Tanpa ku tahu siapa yang akan membawaku

Tapi langkah pertamaku ku alunkan denganmu



Perjalanan terasa telah jauh

Sebab lama mataku tertutup

Kau permainkan aku yang bermandikan peluh

Kau perintah aku melompat di atas rumput

Kau bawa lagi aku menuju tempat baru

Dengan penuntun kayu patah

Ingin aku berontak tingkahmu

Tapi hanya dalam hati ku mengeluh

Itu berakhir

Tapi bukan yang terakhir

Saat kain biru terbuka

Jalan jelas ada cerita

Bukit itu saksinya

Saat itu waktunya

Sampai pada saat ini tiba

Kita merasakan hal yang sama

Pelukan hangat

Dan segala hal yang pernah kita lakukan

Membuatku tengelam dalam diam

Kaulah yang pertama

Menjengkelkan ingat segalanya

Karena aku segera harus melupakannya

Aku bukan siapapun untuknya

Hanya pendatang baru dikehidupannya

Menyedihkan ingat hal itu

Karena dia pun bukan untukku yang aku tau

Bukan siapapun untukku dan hatiku

Apa iya? Aku mulai ragu

Di mimpiku,

Dalam do’a ku,

Diluar akal sehatku,

Disetiap tuturku,

Aku tahu aku menyimpan rasa itu

Rasa yang tak jauh saat semua berlalu

Kau pun tau itu

Keinginan untuk terus bersamamu

Sempurna aku saat di dekapmu




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline