Mahasiswa BBK 4 Universitas Airlangga (UNAIR) berkesempatan untuk mengikuti serangkaian acara Petik Laut, sebuah tradisi adat di daerah Muncar, Banyuwangi. Kegiatan ini merupakan ungkapan rasa syukur masyarakat setempat atas limpahan rejeki yang diberikan oleh alam, terutama lautan sebagai mata pencaharian utama mereka. Petik Laut berlangsung selama satu bulan penuh, dimulai dengan bersih desa, kirab budaya, doa bersama, dan diakhiri dengan puncak acara berupa penampilan hiburan serta pelarungan sesajen ke lautan.
Bersih Desa: Awal Mula Kesucian
Kegiatan Petik Laut diawali dengan ritual bersih desa. Mahasiswa BBK 4 UNAIR turut serta dalam membersihkan lingkungan desa bersama warga setempat. Ritual ini tidak hanya sebagai bentuk pembersihan fisik, tetapi juga spiritual, dengan harapan membersihkan desa dari segala hal negatif dan mengundang berkah yang lebih besar. Selanjutnya, mahasiswa mengikuti kirab budaya, sebuah parade yang menampilkan berbagai kesenian dan budaya lokal. Kirab ini merupakan wujud pelestarian warisan leluhur, di mana berbagai kelompok masyarakat menampilkan tarian tradisional, musik, dan pakaian adat. Mahasiswa UNAIR terkesima dengan keragaman budaya yang ditampilkan dan turut merasakan kebanggaan menjadi bagian dari acara yang meriah ini.
Doa bersama menjadi salah satu momen penting dalam rangkaian Petik Laut. Mahasiswa BBK 4 UNAIR bergabung dengan warga desa untuk memanjatkan doa dan harapan, memohon keselamatan dan rejeki yang melimpah. Suasana khusyuk dan penuh haru menyelimuti acara ini, mengingatkan semua yang hadir akan pentingnya rasa syukur dan kebersamaan.
Puncak Acara: Hiburan dan Pelarungan Sesajen
Sebagai penutup dari rangkaian acara, puncak Petik Laut diisi dengan penampilan hiburan yang meriah. Berbagai pertunjukan seni, seperti musik dan tari tradisional, disuguhkan untuk menghibur warga dan tamu yang hadir. Mahasiswa BBK 4 UNAIR turut menikmati malam yang penuh keceriaan ini.
Acara puncak ditandai dengan pelarungan sesajen ke lautan. Sesajen yang terdiri dari berbagai hasil bumi dan laut dilabuhkan sebagai simbol rasa syukur atas karunia alam. Mahasiswa UNAIR berkesempatan menyaksikan prosesi ini secara langsung, merasakan kesakralan dan keagungan tradisi yang telah diwariskan turun-temurun.Β
Mengikuti serangkaian acara Petik Laut memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa BBK 4 UNAIR. Mereka tidak hanya belajar tentang kearifan lokal dan tradisi budaya masyarakat Muncar, tetapi juga merasakan langsung nilai-nilai kebersamaan, gotong-royong, dan rasa syukur yang menjadi landasan kuat dalam kehidupan masyarakat setempat.
Kegiatan ini juga mempererat hubungan antara mahasiswa dengan warga, menjembatani kesenjangan dan memperkuat rasa saling menghormati serta menghargai. Sebuah pelajaran penting yang akan selalu dikenang dan diambil hikmahnya oleh mahasiswa BBK 4 UNAIR dalam perjalanan mereka selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H