"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya" (QS At Tiin: 4)
Setiap anak yang dilahirkan tidak pernah meminta dari rahim mana dia dilahirkan. Rupa wajah, postur tubuh, warna kulit, jenis rambut dan lainnya adalah hak prerogative Allah. Apa yang ada pada kita adalah bentuk yang paling bagus. Syukuri dan amalkan kesyukuran itu dengan menggunakannya sesuai perintah Yang Mencipta.
Bagaimanapun kondisi fisik diri, terimalah dengan ridho. Jangan mengejek masalah fisik karena bisa jadi berarti kita mengejek yang mencipta. Coba bayangkan ! Saat kita membuat masakan lalu disuguhkan , ternyata ada yang berkomentar keasinan. Apa yang dirasa? Malu, sedih ,marah, dan kecewa.
Allah memuliakan penciptaan manusia dengan jasmani dan rohaninya. Jasmaninya diberi akal agar bisa belajar banyak hal. Dan rohaninya diberi hati agar bisa mendapat spiritual Ilahiyah/ semangat keagamaan. Dan Allah akan menjatuhkan manusia pada tempat yang paling rendah kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal kebajikan. Maka dihadapan Allah semua manusia itu sama hanya tingkat keimananlah yang nanti akan membedakan derajat manusia dihadapan Allah SWT. Apa bukti keimanannya? Adalah amal kebajikan yang merupakan pengejawantahan dari imannya.
Sehingga Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Sebaik-baik manusia adalah mereka yang bermanfaat untuk manusia lainnya" (HR. Bukhori-Muslim)
Apa guna tubuh sempurna namun banyak memberikan mudharat (bahaya) bagi sesama. Manusia memiliki tanggungjawab personal di akherat kelak, perbedaan status sosial, struktur anggota tubuh ibarat cashing. Bentuk dan tampilan saja yang berbeda, akan tetapi nilai "manfaat"lah yang lebih penting.
Oleh karena itu marilah kita bersemangat untuk ibadah baik ritual maupun sosial dengan bersikap :
- Tetap percaya diri, karena kita adalah ciptaan Allah yang diciptakan dengan sebaik-baiknya.
- Menggali potensi diri untuk melakukan amal kebajikan dalam rangka mencapai cita-cita menjadi sebaik-baik manusia.
- Beramal sholeh atau berperan positif yang membawa manfaat sebanyak mungkin agar kita tidak terlempar ke tempat yang paling rendah.
Wallauh a'lam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H