Lihat ke Halaman Asli

Siti Awaliya Yuniarti

Penyuluh Agama Islam

Mengulik Tradisi Muharraman Pasca Pandemi

Diperbarui: 9 Agustus 2022   14:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Muharam merupakan bulan pertama pada hitungan tahun Hijriyah. Maka pada tanggal 1 Muharam, umat Islam bersuka cita menyambutnya. Bersama meredanya pandemic geliat peringatan hari besar Agama Islam kembali bergairah. 

Meski kini tengah menghadapi terpuruknya perekonomian rakyat. Akibat hempasan badai pandemi yang nyaris terjadi di segala lini. Peringatan tahun baru ini membawa sejumput senyum di kalangan rakyat yang sedang berjuang tingkatkan kesejahteraan keluarga.

Beberapa tradisi amaliah yang disebutkan di dalam kitab Nihayatuz Zain karya Syekh Nawawi Al Bantani (ulama asal Banten yang mendunia dan wafat di Makkah).

 Diantaranya ada yang bersifat kesalehan individual dan kesalehan sosial. Yang mengandung kesalehan pribadi yakni sholat sunah tasbih , puasa sunah tasu'a dan asyuro, mandi, bercelak, memotong kuku dan membaca surat Al Ikhlas. Sedangkan yang berdimensi sosial yaitu sedekah, memberi keluasan nafkah pada keluarga, menengok orang sakit, mengunjungi orang alim yang sholih, mengusap kepala anak yatim dan bersilaturahim.

Pada perhelatan Muharoman biasanya banyak masjid, musholla, ormas, organisasi keagamaan dan suku dinas baik swasta maupun milik Pemerintah adakan santunan bagi anak yatim. Ada yang menyelenggarakan  pawai atau kirab, berbagai lomba keagamaan juga santunan ke para dhuafa sebagai wujud rasa syukur. 

Di beberapa daerah dilaksanakan sedekah dari hasil bumi yang diarak dan kemudian bisa diambil dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Meski kadang seperti berebutan karena wadah yang sempit tapi pengunjungnya banyak. Ada juga yang mengadakan khitanan massal bagi anak-anak yatim dan dhuafa.

Secara kasat mata bisa dinyatakan bahwa banyak aksi kepedulian sosial dalam semaraknya menyambut tahun baru Hijriyah. Semoga ke depan Indonesia senantiasa menjadi baldatun thoyyibatun warobbun ghofur. Negeri yang semakin gemah ripah loh jinawi , tata tentrem kerta raharja. Aamiin




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline