Lihat ke Halaman Asli

Livya Werinussa

Seorang murid

Membenci? Mencintai

Diperbarui: 27 Januari 2023   08:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bila harus mencintai diri, mengapa membenci sangat mudah untuk dilakukan?

Itulah pertanyaan yang sering muncul. Kupikir jika aku membenci maka aku akan lebih baik. Terlalu fokus dalam kebencian hingga tak lagi mau untuk mencintai diri. Aku pun bisa hidup dalam kebencian. Selama 15 tahun aku membenci diri, mengapa harus berhenti? Apa bedanya membenci dan mencintai. Keduanya selalu berdampingan.

Pertanyaan itu terus berulang-ulang dalam kepalaku. Bertahun-tahun aku mencoba untuk mencintai. Mencintai sesuatu yang tidak dapat dicintai bukan hal yang mudah. Perjalanan mencintai diri sangat lama. Membutuhkan 1 tahun untuk berdamai dengan diri sendiri. Membutuhkan 1 tahun lagi untuk akhirnya mencintai diri. Meski terkadang kebencian datang kembali. Sekarang aku memiliki pertahanan yang lebih kuat. Selama 2 tahun damai telah menjadi temanku. Walaupun angin kebencian meniup kencang aku tetap tidak buyar.


Belajar mencintai terasa seperti belajar berjalan untuk pertama kali, ketakutan pasti ada. Takut seseorang akan datang dan menghancurkan kedamaian yang sudah didirikan. Takut kebencian akan terus datang tidak peduli apa yang terjadi. Ketakutan itu terus menghantui pikiranku. Tetapi kalau tidak pernah mencoba mengapa aku harus takut terlebih dahulu. Terkadang aku terlalu merasa nyaman dalam zona kebencian, terlalu nyaman dalam membenci diri sendiri. Mencari semua kesalahan, sekecil apa pun itu. 

Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan mencintai diri? Mencintai diri adalah keadaan di mana kita menerima semua kesalahan, kekurangan, dan berdamai dengan diri sendiri. Mencintai diri adalah keharusan, mencintai diri seharusnya menjadi hal pertama yang diajarkan. Membenci diri terkadang terlihat sepele namun, lama-lama perasaan itu akan terus bertumbuh hingga sudah berakar dalam pikiran kita sendiri. Membenci yang awalnya hanya sekedar tidak merawat diri, mengoreksi diri, dan membanding-bandingkan diri akan terus bertumbuh dan akhirnya bibit yang ditanam akan susah untuk dicabut.


Banyak faktor untuk membenci diri sendiri hingga untuk mencintai diri, kita harus mengenal diri lebih dalam. Introspeksi diri, sadar akan apa yang menjadi kebutuhanmu saat ini dan kedepannya. Ketika sudah menyadari hal ini, mulailah dari hal kecil untuk memenuhi kebutuhanmu. Kebutuhan itu dapat berupa secara fisik maupun batin. 

Jika menurut kamu, kamu membutuhkan pertolongan medis maka carilah pertolongan itu. Jangan menyusahkan diri dengan mementingkan perkataan orang lain dibandingkan kesehatan diri. 

Dengan ini, kita tidak akan mengorbankan diri kita untuk orang lain, tidak akan merubah diri untuk seseorang, dll. Memprioritaskan diri seharusnya sudah menjadi tanggung jawab kita sejak awal. Kita sudah dipercayakan dengan tubuh ini, tanggung jawab kita adalah untuk menjaga tubuh dan pikiran agar tidak saling berkelahi.

Salah satu aktivitas yang dapat mendorong untuk lebih berdamai dengan diri sendiri adalah meluangkan waktu untuk bersantai dengan tubuh dan pikiranmu. Terlalu sibuk dengan hal lain dapat membuat diri kita melupakan apa yang kita butuh kan. Terkadang yang kita perlukan hanyalah menghirup udara segar atau tidak melakukan sesuatu dengan terburu-buru.

Salah satu penyebab kita membenci diri juga bisa dari lingkungan pertemanan. Dengan lingkungan pertemanan yang kurang baik bagaimana kita dapat merasa bahagia. Jika kita merasa seperti terperangkap dalam suatu pertemanan maka itu bukanlah sebuah pertemanan. Jika dalam sebuah pertemanan mereka membuatmu lupa untuk mencintai diri bukankah itu pertemanan yang tidak baik? Lebih baik sendiri dari pada bersama orang-orang yang tidak peduli denganmu. Setidaknya jika kita sendiri tidak ada yang akan mengganggu kedamaian kita bukan?

Selain melakukan hal-hal tersebut untuk mencoba mencintai diri, jangan lupa untuk mendekatkan diri dengan kepercayaan masing-masing. Dengan begitu, kamu akan merasa lebih damai dengan diri sendiri, dengan keadaan, dan dengan semua hal. Banyak pelajaran yang dapat diambil kemudian diterapkan ke dalam kehidupan kita ketika mendekatkan diri dengan agama masing-masing.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline