Lihat ke Halaman Asli

liviany chang

Mahasiswa

Di Bawah Hujan

Diperbarui: 24 Oktober 2023   19:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ini pertama kalinya aku menyukai seseorang. Melihat dirinya tersenyum aku pun ikut tersenyum. Saat aku memandang wajahnya membuatku ingin berteriak. Aku sangat suka, benar-benar suka semua tentangnya. 

Tak bisa kubayangkan jika aku bersama dengannya jantung ini serasa akan meledak. 

Tapi aku sadar jika hanya aku yang melihatnya dengan tatapan suka sedangkan dia menyukai yang lain. 

Kisah ini berawal saat laki-laki itu menolongku dari segerombolan pembuli di sekolah. Dia membela dan menolongku, dalam pikiranku dia mirip pangeran di film-film. 

Aku merasa jika ini sudah takdir antara aku dan dia. Aku tahu ini efek terlalu banyak menonton drama, tapi tidak ada salahnya bukan untuk berharap. 

Aku mulai mencuri-curi pandang kepadanya, semakin ku kenal dia semakin aku jatuh cinta. Namun di suatu titik aku melihat pandangannya mengarah pada seorang perempuan. Perempuan itu sangat cantik dan seorang primadona sekolah. Semua pria sering kali berbisik tentang kecantikannya. Di situlah aku merasa tak berdaya, bagaimana aku bisa menang jika saingannya dengan level seperti itu. 

Aku mencari cara untuk mendekati laki-laki yang kusukai itu, salah satunya mengikuti organisasi yang dia ikuti. Aku juga sering mengajukan diri untuk membantunya. Tapi kenapa dia tidak peka-peka, susah sekali membuatnya menyadari jika aku suka. Bahkan aku pernah mengatakan langsung kepadanya jika aku menyukainya. Tetapi apalah daya dikira bercanda dong. Padahal ini serius loh, sangat serius, harus bagaimana lagi aku mengungkapkan perasaanku itu. 

Apa memang jika laki-laki menyukai satu perempuan, perempuan lain dianggap tidak ada begitu. Di matanya hanya dia seorang, bagaimana bisa aku seakan tak terlihat, mustahil jika aku berarti dimatanya. 

Pada akhirnya, laki-laki itu mengungkapkan rasa sukanya pada perempuan yang disukainya itu. Aku hanya bisa memandang dari kejauhan dan tanpa sadar menetaskan air mata. Sakit rasanya melihat adegan itu, kenapa harus dia sih yang mendapatkan cintanya, kenapa gak aku saja. Perempuan itu tidak menolaknya, ia malah tersenyum bahagia. Salah gak sih kalau aku mengharapkan hubungan mereka berantakan. Aku juga ingin merasakan cinta yang terbalas, bukannya bertepuk sebelah tangan begini. 

Hari-hari, bulan, bahkan tahun telah berlalu, tak terasa aku sudah hampir lulus dari sekolah ini. Mungkin aku tidak akan pernah lagi bertemu dengan laki-laki yang kusukai itu. Apa yang kuharapkan tak dapat menjadi kenyataan.

Aku memutuskan mengatakan hal yang selama ini ingin aku sampaikan kepadanya untuk terakhir kali. Aku menarik tangannya ke taman belakang sekolah.  Aku berkata dengan lantang aku mencintaimu. Aku suka padamu sejak awal kita bertemu, aku ingin dekat denganmu hingga aku selalu mengikuti hal yang kamu lakukan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline