Lihat ke Halaman Asli

Livia Nur Aeni

Mahasiswa Jurusan Keperawatan

Melawan Stigma : Pentingnya Membicarakan Kesehatan Mental di Masyarakat

Diperbarui: 23 November 2024   10:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: nadibangiukm.com

Kesehatan mental merupakan aspek penting dari kehidupan manusia. Kesehatan mental mencakup keseimbangan emosional, psikologis, dan sosial yang memungkinkan seseorang untuk berfungsi secara efektif di kehidupan sehari-hari. World Health Organization (WHO) mendefinisikan kesehatan mental sebagai kondisi di mana seseorang mampu mengelola stres, bekerja secara produktif, dan berkontribusi kepada komunitasnya. Namun, banyak masyarakat menganggap kesehatan mental sebagai hal yang sekunder dibandingkan kesehatan fisik. Akibatnya, perhatian terhadap gangguan mental seperti depresi, kecemasan, atau gangguan bipolar seringkali diabaikan.

Data menunjukkan bahwa satu dari empat orang di dunia akan mengalami gangguan mental atau neurologis di beberapa titik dalam hidupnya. Meskipun prevalensi gangguan ini cukup tinggi, hanya sebagian kecil yang mendapatkan perawatan. Salah satu alasan utamanya adalah rasa takut akan diskriminasi dan penolakan dari masyarakat.

Apa Itu Stigma Kesehatan Mental ?

Di tengah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, stigma terhadap kesehatan mental masih menjadi tantangan besar di banyak masyarakat. Stigma kesehatan mental adalah pandangan negatif atau diskriminasi yang diterima seseorang karena kondisi kesehatan mentalnya. Banyak orang masih percaya bahwa gangguan mental adalah tanda kelemahan atau kurangnya iman. Padahal, kesehatan mental dipengaruhi oleh kombinasi faktor biologis, psikologis, dan lingkungan. Stigma ini dapat berbentuk stigma sosial, stigma internal, dan stigma institusional.

a. Stigma sosial adalah penilaian atau prasangka negatif dari masyarakat terhadap orang dengan gangguan kesehatan mental.

b. Stigma internal adalah kondisi dimana individu menyerap stigma sosial, sehingga merasa malu atau tidak berharga karena kondisi mereka.

c. Stigma institusional adalah kebijakan atau praktik diskriminatif dari lembaga yang tidak mendukung kebutuhan kesehatan mental individu.

Dampak dari stigma ini sangat nyata. Individu yang mengalami gangguan mental seringkali merasa malu untuk mencari bantuan, bahkan ketika mereka sangat membutuhkannya. Hal ini dapat memperburuk kondisi mereka, meningkatkan risiko isolasi sosial, ketergantungan pada zat, dan bahkan bunuh diri. Di Indonesia, angka bunuh diri terus meningkat, dengan kesehatan mental sebagai salah satu penyebab utama. Lebih parah lagi, stigma seringkali merembes ke kebijakan publik dan layanan kesehatan. Misalnya, alokasi anggaran untuk program kesehatan mental seringkali jauh lebih rendah dibandingkan kesehatan fisik, meskipun prevalensi gangguan mental terus meningkat.

Mengapa Penting Membicarakan Kesehatan Mental ?

Membicarakan kesehatan mental di ruang publik memiliki dampak yang sangat besar. Langkah ini membantu menciptakan kesadaran, mendidik masyarakat, dan menghapuskan stereotip yang salah. Berikut adalah beberapa alasan mengapa diskusi tentang kesehatan mental sangat penting :

1. Menghapus mitos dan kesalahpahaman

Dengan membicarakan kesehatan mental secara terbuka, masyarakat dapat belajar memahami bahwa gangguan mental adalah kondisi medis yang bisa diobati, bukan kelemahan moral. Edukasi ini membantu mengurangi stigma dan mempromosikan pendekatan yang lebih empatik.

2. Mendorong orang untuk mencari bantuan

Diskusi yang terbuka menciptakan ruang aman bagi individu untuk berbagi pengalaman mereka tanpa takut dihakimi. Ketika seseorang tahu bahwa mereka tidak sendiri, mereka lebih mungkin mencari bantuan profesional

3. Menguatkan dukungan sosial

Keluarga, teman, dan komunitas memainkan peran penting dalam mendukung individu dengan gangguan mental. Dengan meningkatkan kesadaran, kita dapat membangun jaringan dukungan yang lebih kuat di sekitar mereka yang membutuhkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline