Lihat ke Halaman Asli

Karakter Religius yang Harus Dimiliki oleh Seorang Siswa

Diperbarui: 30 Agustus 2020   07:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para murid SMAN 8 Surabaya berdoa pagi menjelang pelajaran dimulai. Suasana religius memperkuat toleransi di antara mereka. (Allex Qomarullah/Jawa Pos/JawaPos.com)

Pendidikan karakter dilaksanakan dengan menanamkan nilai-nilai karakter pada setiap mata pelajaran yang diajarkan oleh semua instansi pendidikan kepada siswanya.

Kata dasar religious adalah religi yang berasal dari bahasa asing religion sebagai bentuk dari kata benda yang berarti agama atau kepercayaan akan adanya sesuatu kekuatan kodrati di atas manusia. Sedangkan religious berasal dari kata religious yang berarti sifat religi yang melekat pada diri seseorang (Thontowi, 2012)

Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain (Suparlan, 2010).

Pembentukan karakter religious terhadap anak ini tentu dapat dilakukan jika seluruh komponen stakeholders pendidikan dapat berpatisipasi dan berperan serta, termasuk orang tua dari siswa itu sendiri (E-learning Pendidikan, 2011).

Kementrian Lingkungan Hidup (dikutip oleh Thantowi, 2012) menjelaskan lima aspek religious dalam islam, yaitu:

Aspek Iman, menyangkut keyakinan dan hubungan manusia dengan Tuhan, malaikat, para Nabi dan sebagainya.
Aspek Islam, menyangkut frekuensi, intensitas pelaksanaan ibadah yang tekah ditetapkan, misalnya sholat, puasa, dan zakat.
Aspek ihsan, menyangkut pengalaman dan perasaan tentang kehadiran Tuhan, takut melanggar larangan dan lain-lain.
Aspek Ilmu, yang menyangkut pengetahuan seseorang tentang ajaran-ajaran agama.
Aspek Amal, menyangkut tingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat, misalnya menolong orang lain, membela orang lemah, bekerja dan lain sebagainya.

So, pendidikan Agama Islam di sekolah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang berkembang dalam hal keimanan, ketakwaan, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Proses internalisasi nilai-nilai agama ini akan terwujud jika dalam sekolah ada sebuah pembiasaan yang dilakukan oleh masyarakat sekolah. Dari pembiasaan yang dilakukan diharapkan akan membentuk karakter siswa yang religious.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline