Lihat ke Halaman Asli

Liver Iman Putra Zai

Dosen Kimia - Universitas Sari Mutiara Indonesia

Bahan Kimia Berbahaya yang Dapat Menyebabkan Kerusakan Pada Kesehatan Manusia dan Lingkungan

Diperbarui: 13 April 2023   00:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahan Beracun dan Berbahaya.

Ada banyak bahan kimia berbahaya yang dapat menyebabkan kerusakan pada kesehatan manusia dan lingkungan. Berikut adalah beberapa bahan kimia berbahaya yang sering ditemukan:

  1. Merkuri: Merkuri adalah bahan kimia beracun yang dapat membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan. Paparan merkuri dapat menyebabkan kerusakan sistem saraf, ginjal, dan paru-paru.

  2. Kadmium: Kadmium adalah bahan kimia beracun yang dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru, ginjal, dan sistem saraf. Kadmium biasanya ditemukan pada baterai, cat, dan rokok.

  3. Timbal: Timbal adalah bahan kimia berbahaya yang biasanya ditemukan pada cat, pipa air, dan bahan bakar kendaraan bermotor. Paparan timbal dapat menyebabkan kerusakan pada sistem saraf dan ginjal.

  4. Asbes: Asbes adalah serat mineral yang sering digunakan sebagai isolasi dalam bangunan. Paparan asbes dapat menyebabkan kanker paru-paru dan mesothelioma.

  5. Bahan bakar minyak: Bahan bakar minyak seperti bensin dan diesel mengandung senyawa hidrokarbon yang dapat menyebabkan pencemaran udara dan kerusakan pada lingkungan.

  6. Pestisida: Pestisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk membunuh hama pada tanaman. Paparan pestisida dapat menyebabkan kerusakan sistem saraf, kanker, dan masalah reproduksi.

  7. PCB: PCB (Polychlorinated biphenyls) adalah bahan kimia berbahaya yang digunakan sebagai isolasi listrik dan pelumas. PCB dapat menyebabkan kerusakan sistem saraf, hati, dan ginjal.

Penting untuk menghindari paparan bahan kimia berbahaya ini dan memperlakukan bahan kimia dengan hati-hati untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline