Lihat ke Halaman Asli

Sepakbola Menjadi Awal Malapetaka Corona di Eropa

Diperbarui: 31 Maret 2020   06:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar : Atalanta/shahidn50000049

"Sepakbola menjadi awal malapetaka corona di Eropa. Ya kira-kira begitulah istilah yang tepat untuk menggambarkan kejadian yang terjadi saat ini khususnya di negara-negara di Eropa. Disaat menggelar pertandingan untuk menghibur fans, disaat yang sama juga menjadi pembuka jalan menyebarnya covid-19 di daratan Eropa". 

Tetap menggelar pertandingan sepakbola ditengah ancaman virus Corona nampaknya menjadi boomerang bagi negara-negara top Eropa. China yang mulanya adalah pusat virus, kini telah beralih ke daratan Eropa. Jumlahnya bahkan 3x lipat lebih banyak dari negeri tirai bambu.

Liga di Eropa memang terpaksa menerjang badai karena jika sampai dibatalkan maka penyelanggara diprediksi akan merugi hingga belasan triliun rupiah yang mana akan membuat roda klub-klub akan macet. Untuk lebih jelasnya bisa baca disini mengenai alasan mengapa sepakbola tetap digelar ditengah ancaman covid-19. 

Bandingkan dengan China yang langsung bergerak cepat untuk membatalkan semua kompetisi sepakbola pada tanggal 30 Januari. Begitu juga dengan negara Asia Timur lainnya yakni Jepang dan Korea Selatan yang melakukan gerak cepat. Keputusan ini terbilang sangat tepat. Negara Asia Timur berhasil memperlama laju penyebaran.

Meski virus sudah terdeteksi sejak akhir Januari, pertandingan sepakbola terus bergulir tiap pekannya. Penyebaran Virus yang tidak terlalu cepat membuat pemangku kepentingan disana tetap menggelar Pertandingan padahal ini merupakan awal dari puluhan ribu kasus. Bak film Titanic, mereka tak mengira akan menabrak gunung es yang besar.

Sepakbola memegang peranan penting dalam penyebaran covid-19 di Eropa yang ditengarai tetap digelarnya pertandingan baik kompetisi lokal maupun kompetisi lintas negara seperti Liga Champions dan Liga Eropa padahal virus sudah dideteksi sejak lama.

Meski virus sudah menyebar sejak 24 januari, kompetisi sepakbola tetap bergulir sebagai mana mestinya. Termsuk kompetisi lintas negara seperti Liga Champions dan Liga Eropa. Hal inilah menjadi salah satu penyebab meluasnya penyebaran Virus di Eropa.

Pada tanggal 19 Februari digelar pertandingan 16 besar Liga Champions yang mempertemukan Atalanta (Italia) vs Valencia (Spanyol), Atletico Madrid (Spanyol) vs Liverpool (Inggris), Borussia Dortmund (Jerman) vs PSG (Prancis) serta Tottenham (Inggris) vs RB Leipzig (Jerman).

Semua laga dipadati oleh puluhan ribu penonton yang memadati Stadion dan juga di luar stadion tiap pekannya. Belum lagi ribuan fans yang melakukan perjalanan mengunjungi tim pertemuan antara fans lintas negara diprediksi menjadi katalis covid-19 di daratan Eropa. Wajar saja karena Sepakbola adalah penghibur, sepakbola adalah gairah dan Sepakbola seperti agama bagi mereka.

3 pekan kemudian, sekitar 35% pemain dan staf Valencia dinyatakan positif virus Corona yang kemungkinan terinfeksi saat melakukan perjalan ke Italia yang saat itu sudah menjadi pusat virus. Banyak ahli mengatakan bahwa pertandingan di Milan sebagai bom biologis bahkan diprediksi 40.000 penonton yang memadati stadion bisa terpapar virus Corona.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline