Lihat ke Halaman Asli

Kehidupan Itu Seindah Taman Bunga

Diperbarui: 24 Juni 2015   14:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Apa sajakah warna bunga ditaman diluar sana?", tanya seorang pemuda pada teman barunya yang terkenal gaul selalu berkacamata hitam.

Pemuda ini terbaring lemah dengan beberapa selang-selang kecil yang menembusi tanganya. Ia mencoba bunuh diri karena menurutnya dunia tidak pernah adil padanya. Dan itu "dibuktikannya" dengan kehilangan segalanya. Pekerjaannya. Uangnya. Bahkan pasangannya.

"Bunga-bunga diluar sana sangat indah teman. Aku sangat menyukainya. Mereka berwarna-warni seperti kehidupan. Aku selalu keluar untuk menikmatinya. Makanya, kamu harus cepat sembuh sehingga bisa sama-sama menikmatinya", jawab teman gaul ini tersenyum ramah dan mulai bercerita.

Hari-hari berlalu tanpa terasa. Teman gaul ini selalu datang menceritakan hal yang indah yang ia lihat ditaman. Suatu hari, pemuda ini yang masih tertekan tiba-tiba menjadi marah.

"Sudah hentikan semua. Kamu selalu datang dan menceritakan hal-hal indah. Sedangkan aku hanya terbaring lemah. Apakah kamu ingin memamerkan apa yang kamu lihat itu indah dan mengejekku bahwa aku tidak bisa menikmatinya? Aku sudah bosan mendengarnya. Mulai besok tidak perlu cerita semua itu lagi padaku".

Keesokan harinya, teman gaul itu tidak datang lagi seperti permintaannya. Dan itu terus berjalan sehingga seminggu lebih. Pemuda ini juga sudah mulai baikkan. Ia merasa sangat bersalah karena telah memarahinya dan mengusirnya dulu.

Setelah sembuh dan diijinkan keluar dari rumah sakit, dengan perasaan yang masih belum sembuh total, pemuda ini mengunjungi taman yang diceritakan teman gaulnya. Harapannya, ia bisa dan ingin bertemu dengannya dan meminta maaf sebelum ia kembali kekehidupannya yang tidak indah menantinya. Setidaknya menurutnya begitu.

Tetapi, ketika sampai ditempat yang diceritakan teman gaulnya, tidak ada apa-apa selain gedung-gedung tinggi dan parkiran luas. Jangankan taman apalagi bunga, rumput saja tidak ada. Pemuda ini menjadi bingung.

Lalu ia kembali kerumah sakit dan bertanya tentang taman bunga dan teman gaul yang dulu sering mendatanginya pada seorang perawat.

"Oooh, maksud tuan, tuan Mike yang berkacamata hitam itu ya? Seminggu yang lalu dia telah meninggal karena kesehatannya memburuk. Ia tidak punya sanak saudara, baginya semua pasien disini adalah saudaranya. Tetapi sebelum ia meninggal, ia berkata bahwa ia sangat bahagia mempunyai seorang sahabat yang selalu mau mendengarkan ceritanya".

"Dan, kamu tadi tanya dimana ada taman bunga bukan? Disini tidak pernah ada taman bunga. Memangnya kenapa tuan?", tanya siperawat tersenyum ramah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline