Dunia pendidikan bukanlah dunia yang statis. Dunia pendidikan harus dinamis mengikuti arah perkembangan zaman karena selalu berhadapan dengan generasi yang berbeda. Pendidikan bersifat dinamis, sehingga pendidikan memerlukan perubahan dan perbaikan terus menerus, hal ini bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan dalam proses pembelajaran (Ambarsari, 2013). Oleh karena itu, metode yang disampaikan dalam kegiatan pembelajaran pun harus selalu beradaptasi menyesuaikan situasi dan kondisi siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Guru harus selalu belajar dan berinovasi agar selalu ada pembaharuan dalam pembelajaran yang dilakukan.
Pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi Teks Anekdot saya membuat inovasi saat pengambilan nilai keterampilan menulis teks anekdot. Umumnya, saya akan memerintahkan siswa untuk menulis teks dalam format Ms. Word sebagai tugas akhir. Tetapi, pada materi Anekdot saya mulai mencari cara agar siswa merasa lebih enjoy dan menyenangkan saat membuat teks. Saya mulai mengajarkan siswa kelas X tentang teori alih wahana.
Menurut Darwono (2018), alih wahana dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan penerjemahan, panyaduran, dan pemindahan dari satu jenis karya sastra ke jenis karya sastra lainnya. Alih wahana menjadi menarik dalam prosesnya karena dapat melihat perbedaan yang terjadi pada karya awal sebelum diadaptasi dengan karya yang sudah diadaptasikan. Alih wahana tidak hanya terjadi pada novel menjadi film ataupun sebaliknya, melainkan banyak wahana lain yang dialihkan, seperti: puisi menjadi musik, karya seni menjadi drama, ataupun sebuah komik yang dialihkan menjadi 2 karya film.
Alih wahana yang saya lakukan adalah pemindahan jenis karya teks anekdot dalam bentuk tulisan dialog menjadi komik. Setelah saya menjelaskan materi tentang langkah-langkah menulis teks anekdot, siswa dibagi secara berkelompok untuk membuat teks anekdot dengan tema bebas. Tujuan dibebaskannya tema adalah untuk mempermudah siswa mengekspresikan diri melakukan kritikan yang dibalut komedi. Setelah teks anekdot berbentuk dialog selesai dibuat, siswa melakukan alih wahana dengan mengubah teks tersebut menjadi komik, sehingga peristiwa yang disampaikan terlihat lebih nyata dan kontekstual dengan kejadian nyata.
Saya menggunakan pembelajaran berdiferensiasi dalam pemilihan media komik. Diferensiasi dalam pembelajaran adalah teknik di mana guru menggunakan berbagai metode pengajaran untuk memenuhi kebutuhan individual setiap siswa sesuai dengan kebutuhan mereka. Setiap siswa memiliki minat dan bakat yang berbeda, ada anak yang suka menggambar secara manual, ada anak suka dalam hal desain grafis, dan lainnya. Oleh karena itu siswa dibebaskan memilih media yang digunakan untuk pembuatan komik. Berikut adalah beberapa media yang dipilih siswa;
- Storyboardthat. Penggunaan storyboardthat dapat dilakukan di web secara langsung, yaitu https://www.storyboardthat.com/ Media ini terbilang mudah dan memiliki elemen yang beragam mulai dari tokoh, latar tempat, barang-barang, dan lainnya.
- Canva. Media ini termasuk media populer dalam bidang pengeditan, sudah banyak siswa yang ahli dalam pemanfaatan Canva untuk berbagai keperluan.
- Gacha Life. Sebenarnya Gacha Life adalah suatu game video. Siswa memilih media ini karena mereka dapat mengatur sendiri tokoh, percakapan, sampai latar tempat peristiwa. Terlebih, game Gacha Life ini adalah salah satu game yang mereka sudah kenal dari saat mereka masih kecil. Penggunaan game ini diperbolehkan agar siswa lebih menyenangkan dalam membuat tugas, karena pembuatannya dilakukan di aplikasi yang mereka minati.
- Roblox. Sama halnya dengan Gacha Life, dasarnya Roblox adalah suatu game video yang akhir-akhir cukup booming di kalangan anak-anak. Siswa juga bisa mengatur scene komik yang diinginkan sesuai dengan fitur yang ada di Roblox.
- Menggambar manual. Ada beberapa anak yang merasa memiliki bakat dalam menggambar. Oleh karena itu, mereka memilih untuk menggambar komik secara langsung dalam kertas gambar.
Penerapan alih wahana dalam pembelajaran bahasa ini untuk mengenalkan kepada siswa bahwa suatu teks tidak hanya dapat berbentuk suatu jenis karya saja, tetapi juga bisa diubah menjadi jenis yang lain. Penerapan alih wahana dialog teks anekdot menjadi komik melalu media ini juga dapat meningatkan kemampuan siswa dalam pemanfaatan teknologi. Selain itu, penggunaan aplikasi game yang dipilih pun dapat mengajarkan siswa bahwa game tidak hanya untuk hiburan, tetapi juga bisa untuk pembelajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H