Lihat ke Halaman Asli

Fact Checker UI

UKM Fact Checker Universitas Indonesia

Revenge Bedtime Procrastination: Begadang Demi Me-Time

Diperbarui: 2 Juli 2023   11:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Fact Checker UI

Pernah gak sih, scroll Tiktok tengah malam? Atau bahkan begadang demi marathon series? Dalam kehidupan yang semakin sibuk dan penuh dengan tanggung jawab ini, kita sering kali kesulitan  membagi waktu untuk diri sendiri. Diri ini merasa terjebak dalam siklus harian yang sangat menguras energi, hingga ketika sudah selesai dengan semua urusan itu kita ingin menghabiskan waktu dengan diri sendiri. 

Menjadi Ajang “Balas dendam”

“Revenge bedtime procrastination” ini menggambarkan keputusan seseorang untuk mengorbankan waktu tidur dan istirahat untuk menghabiskan waktu dengan diri sendiri setelah seharian berhadapan dengan kesibukan tanpa memiliki waktu luang. Menunda waktu tidur bagi orang-orang yang stres dengan pekerjaan mereka dan menyita sebagian besar waktu harian mereka menjadi cara yang ampuh untuk menemukan hiburan bagi diri sendiri selama beberapa jam. Hal ini dapat dikatakan bahwa kita melakukan ‘balas dendam’ terhadap waktu yang telah kita habiskan untuk berbagai kesibukan sepanjang hari. 

Orang-orang seperti ini tidak memiliki banyak kendali terhadap kehidupan mereka di siang hari, dan akhirnya menolak untuk tidur lebih awal demi mengembalikan waktu untuk me-time dan merasakan kebebasan di larut malam. Dengan begadang inilah mereka mengejar kembali waktu yang sempat hilang untuk merawat diri sendiri dan menikmati kegiatan yang membuat mereka bahagia. 

Kebahagiaan Penuh dengan Konsekuensi

Ketika melakukan Revenge Bedtime Procrastination, terdapat  banyak konsekuensi yang perlu dipertimbagkan. Ketika kita terus-menerus menunda waktu tidur untuk melakukan me-time, kita harus mengorbankan durasi dan kualitas tidur yang seharusnya kita dapatkan. Hal ini menyebabkan kelelahan, turunnya kinerja kognitif dan kurangnya energi. Hal ini  dapat mengganggu konsentrasi, produktivitas dan juga kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan efektif dan efisien. Perlu kita sadari bahwa tidur yang cukup dan berkualitas berperan penting dalam kesejahteraan dan kesehatan manusia.

Kurang tidur karena aktivitas me-time ini mempengaruhi waktu dari reaksi, kewaspadaan, dan koordinasi motorik seseorang. Hal ini memicu peningkatan risiko kecelakaan, seperti kecelakaan lalu lintas, kerja atau kejadian tidak aman lainnya. Selain itu, kurang tidur juga mengakibatkan gangguan hormonal sehingga memicu masalah berat badan, keseimbangan metabolisme, hingga regulasi gula darah. 

Hal ini juga meningkatkan tekanan darah tinggi dan peningkatan risiko masalah jantung, serta imunitas tubuh melemah. Diketahui bahwa anak-anak dan wanita lah yang paling sering melakukan me-time di larut malam, seperti  bermain media sosial, marathon series, ngemil, atau berfantasi. Hal ini perlu diperhatikan karena kurang tidur dapat meningkatkan bertambahnya berat badan dan menurunnya daya ingat. 

Bahagia yang Merusak Mental

Apakah ironis bila kegiatan kita yang menyenangkan ternyata merusak kita? Kok bisa? Ketika melakukan me-time terus-menerus di waktu yang seharusnya kita pakai untuk tidur, ternyata  itu dapat mengganggu mood kita. Nah, mood yang berubah-ubah ini menjadikan kita sebagai seseorang yang pemarah dan sensitif. Hal ini lama-kelamaan akan berkembang menjadi gangguan kesehatan mental yang akan membutuhkan penanganan psikolog hingga psikiater. 

Depresi dan kecemasan berlebih ketika kurang tidur ini disebabkan oleh terganggunya keseimbangan kimia otak dan pengurangan produksi neurotransmitter. Hal ini malah menjadikan individu tidak fokus dan sering melakukan kesalahan yang akan mengganggu kegiatan sehari-hari. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline