Lihat ke Halaman Asli

Fact Checker UI

UKM Fact Checker Universitas Indonesia

Cek Fakta: Divisi Periksa Fakta FC UI Gelar Pelatihan Dasar-Dasar Periksa Fakta

Diperbarui: 31 Maret 2023   13:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peserta Pelatihan Dasar-Dasar Periksa Fakta, Dok. pribadi

Perkembangan teknologi yang semakin maju dan maraknya digitalisasi membuat informasi menjadi lebih cepat beredar dan mudah diakses. Namun, tak menutup kemungkinan bahwa banyak pula informasi palsu yang bertebaran. Memilah informasi mana yang kredibel dan mana yang tidak pun menjadi sulit. Maka dari itu, dibutuhkan sebuah wadah atau sarana untuk pengecekan fakta agar tidak terjebak dalam informasi yang salah. 

Fact Checker UI bekerjasama dengan Jalahoaks dan PPKB FIB UI dalam rangka pembuka awal kepengurusan yang baru, Divisi Periksa Fakta melangsungkan pelatihan Dasar-Dasar Periksa Fakta kepada para anggotanya pada hari Jumat (24/02/2023) di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Kampus UI, Depok.  Dalam pelatihan ini, FC UI mengundang narasumber yang ahli di bidang periksa fakta, yaitu Muhammad Khairil Haesy, selaku pemeriksa fakta profesional dari Jalahoaks sekaligus Pembina Eksternal FC UI. Beliau telah bergabung dengan dunia Fact Checker sejak tahun 2017. Selain itu, hadir juga Pembina Internal FC UI sekaligus dosen FIB UI dan ketua PPKB FIB UI, yaitu Dr. Ari Prasetiyo, S.S., M.Si.

Acara ini diawali dengan sambutan oleh pembina internalnya, Ari Prasetiyo. Ari menegaskan bahwa dalam menyikapi informasi di lingkungan bermasyarakat, informasi masyarakat menjadi tanggung jawab kita bersama, sebisa mungkin kita harus mendedikasikan kemampuan kita dalam melawan hoaks bagi bangsa dan diri kita sendiri. 

Ketua FC UI, Taffa Hanifar juga memberikan sambutannya dalam acara pelatihan ini. Taffa mengatakan, nantinya kita akan belajar bersama dalam pelatihan fact checking ini mengenai apa itu hoaks dan bagaimana cara kita mengeceknya dengan bijak. Sambutan terakhir lalu diberikan oleh ketua BPH periksa fakta, Ahmadi Yahya. 

Narasumber Khairil memberikan materi Periksa Fakta, Dok. pribadi

Adapun kegiatan yang dilakukan begitu memasuki acara inti. Pre-test pengetahuan awal anggota tentang periksa fakta menjadi yang pertama dilakukan. Setelah itu, sekitar pukul 16.58 dimulai pemaparan materi oleh Mas Khairil selaku narasumber utama. Beliau mengawali dengan memaparkan penjelasan definisi dari hoaks itu sendiri. 

"Hoaks tidak selamanya berbentuk berita, jadi lebih baik disebutkan sebagai informasi: informasi palsu yang dibuat untuk menipu," ujar Khairil saat memaparkan definisi hoaks di pelatihan periksa fakta FC UI, Jumat (24/02/2024). 

Selain menyampaikan mengenai definisi hoaks, Khairil juga menyampaikan perbedaan disinformasi, misinformasi, dan malinformasi. Disampaikan pula olehnya mengenai 7 jenis mis/dis-informasi, prinsip dasar periksa fakta, dan alat atau perangkat untuk periksa fakta. 

Pertama, disinformasi merupakan informasi yang memang tidak benar tetapi sengaja diadakan (direkayasa) sedemikian rupa oleh pihak-pihak yang berniat membohongi masyarakat. Hal itu tidak lain untuk mempengaruhi opini publik dengan tujuan memperoleh keuntungan tertentu darinya. Kedua, misinformasi merupakan informasi yang memang tidak benar atau tidak akurat, namun orang yang menyebarkannya berkeyakinan bahwa informasi tersebut kredibel dan dapat dipercaya. Kemudian yang ketiga, malinformasi merupakan informasi yang memang memiliki cukup unsur kebenaran, baik berdasarkan penggalan atau keseluruhan fakta obyektif. Namun penyajiannya dikemas sedemikian rupa untuk melakukan tindakan yang merugikan bagi pihak lain atau kondisi tertentu, alih-alih berorientasi pada kepentingan publik. 

Untuk 7 jenis mis/dis-informasi sendiri terdiri dari satir atau parodi, koneksi yang salah, konten yang menyesatkan, konteks yang salah, konten tiruan, konten yang dimanipulasi, dan konten palsu. Kemudian untuk prinsip dasar periksa fakta sendiri, intinya kita tidak boleh terkesan berat sebelah, harus memiliki keterbukaan mengenai sumber informasi, dan transparansi. Sedangkan untuk tools periksa fakta, kita salah satunya dapat memanfaatkan fitur google untuk memudahkan mendapat informasi yang telah diverifikasi oleh organisasi pemeriksa fakta independen, yaitu tool Google's Fact Check Explorer. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline