Di dasar kepala mereka, tertanam dan berbuah.
Kata-kata buruk rupa dan terdengar Ayah menjadi ringkih.
Selihat Ibu pasti sangat menjengkelkan, buatku juga. Apa yang dosa dari kepala keluarga menjadi pekerja rumah tangga?
Mulut berbusa dari dan sampai sakit tenggorokan.
bertanya-tanya sehina apa Ayah rumah tangga.
Otak kolot mereka harus dicuci, bahkan manusia sekarang menawan.
Terbuka akan hak laki-laki dan perempuan, tidak menunjuk siapa yang menjaga rumah;
siapapun bisa.
Aku menyapu halaman, mulutku diam.
Ayahku mengepel lantai, mulutnya diam.
Ibuku bekerja di kelas-kelas, mulutnya diam.
Bersepakat untuk diam adalah cara untuk membungkam.
Rumah berkata ia perlu dimandikan dan dibersihkan.
Bukan hanya oleh Ibu, Ayah, atau Aku.
Rumah berteriak siapapun yang menidurinya, ialah yang berhak melakukan.
dan kami semua pelakunya.
Tangerang, 26 Juli 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H