[caption id="attachment_315798" align="aligncenter" width="414" caption="hidangan berbuka puasa (docpri)"][/caption]
Berbeda dengan Indonesia yang memulai Ramadhan pada tanggal 29 Juni, di Bangladesh pemerintah resmi mengumumkan bahwa Ramadhan dimulai pada tanggal 30 Juni. Mejalani puasa di Bangaldesh juga sedikit lebih lama dari pada berpuasa di Indonesia yaitu 15 jam. Imsak disini sekitar pukul 3.40 dan buka puasa sekitar pukul 18.45 waktu setempat. Bagi saya yang baru pertama kali menjalani puasa di Bangladesh, rasanya memang cukup melelahkan. Apalagi Ramadhan kali ini bertepatan dengan penghujung musim panas. Cuaca yang berada di kisaran 35 derajat celcius dan kelembaban yang bisa mencapai 85% membuat badan benar-benar diuji ketika puasa.
Keunikan puasa di Bangladesh adalah menu makanannya yang pedas. Orang Bangladesh memang penggemar aneka masakan pedas. Bahkan kebanyakan orang Bangladesh tidak bisa makan nasi tanpalauk pauk yang pedas. Ketika sahur menu andalan disini tidak lepas dari Kari. Mulai dari kari ayam, kari ikan dan kari daging sapi/domba. Sedangkan untuk menu berbuka puasa akan sangat beragam. Namun ada satu hidangan wajib yang juga pedas yaitu Chanabur. Chanabur adalah olahan kacang-kacangan yang di oseng dengan campuran kentang. Ada juga beberapa hidangan manis seperti: kurma, jilapi, dan puding. Tak kalah penting adalah berbagai macam gorengan yang biasa dimakan dengan Chanabur. Minuman khas selama bulan Ramadhan disini adalah Rooh Afza yaitu sirup dari berbagai macam sari buah-buahan.
[caption id="attachment_315801" align="aligncenter" width="300" caption="Chanabur (www.vegrecipesofindia.com)"]
[/caption]
Di Bangladesh, hidangan berbuka puasa (iftar) hanyalah makanan pengganjal perut. Setelah jam 8 malam, orang Bangladesh akan menyantap makan berat seperti biasa. Orang Bangladesh memang terbiasa makan malam diatas jam 8.
Malam hari di bulan Ramadhan di Bangladesh juga diramaikan dengan shalat tarawih. Namun, tidak semua masjid memiliki tempat khusus perempuan. Sehingga banyak orang yang mengajak keluarganya ke masjid yang memiliki fasilitas tersebut. Salah satunya masjid Mehedibagh di Chittagong.
Selain tarawih di masjid, orang Bangaldesh juga menyelenggarakan tarawih di atap rumah. Hal ini dikarenakan rumah-rumah di Bangladesh umumnya seperti rumah susun dimana bagian atapnya tanpa genteng. Ada pula yang melaksanakan shalat tarawih berjamaah di lapangan atau lahan kosong.
Kebanyakan orang Bangladesh mengikuti mahdzab Hanafi. Sehingga, tarawih berjamaah di masjid umumnya 20 rakaat dan 3 rakaat witir. Sholat tarawih biasanya berlangsung sekitar dua jam karena bacaan surat pilihan imam yang panjang (sekitar satu sampai satu setengah juz per tarawih).
Setiap tempat memang selalu memiliki keunikan masing-masing selama bulan Ramadhan. Apapun keunikan itu, semoga Allah menerima ibadah kita di bulan Ramadhan ini. Selamat menjalankan ibadah puasa bagi seluruh umat Muslim dimanapun Anda berada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H