Lihat ke Halaman Asli

"The Tragedy of The Commons"

Diperbarui: 18 November 2017   15:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artikel Garret Hardin yang berjudul "The Tragedy of The Commons" mengatakan bahwa sumber daya alam di dunia akan mengalami kehancuran. Hal ini disebabkan karena keserakahan manusia dan naluri mereka yang selalu mengutamakan dan ingin memperoleh kepentingan hanya untuk diri mereka sendiri. Contoh akan hal tersebut seperti ketika penggembala domba mencoba memelihara domba-dombanya di padang rumput yang sangat luas. Para penggembala domba tersebut terus menerus menambahkan dombanya untuk mereka pelihara di padang rumput tersebut karena akan menghasilkan keuntungan lebih banyak untuk mereka. 

Akan tetapi,  mereka tidak sadar bahwa persedian rumput itu terbatas. Apabila domba-domba si penggembala memakan rumput di padang secara berlebihan, persediaan rumput di ladang tersebut bisa saja habis tanpa sisa serhingga tidak ada lagi persediaan rumput untuk berikutnya. Manusia saat ini tidak menyadari bahwa pada kenyataannya, semakin hari kebutuhan semakin bertambah berbanding terbalik dengan sumber daya alam yang tersedia. Kondisi ini menyebabkan degradasi sumber daya alam.

Kata tragedy memiliki arti penderitaan, bencana, atau kemalangan, sedangkan commons artinya kepemilikan bersama. Jika digabungkan maka tragedy of commons adalah peristiwa yang dialami bersama dan menyebabkan kemalangan dan penderitaan. Tragedy of commons terjadi karena hal yang menjadi kepemilikan bersama digunakan secara bebas dan tidak bertanggungjawab. Tragedy of commons juga muncul karena ada kecenderungan dari setiap orang untuk memaksimalkan keuntungan.

Garet dan Hardi memiliki perhatian utama pada masalah ledakan penduduk. Hardin mengatakan bahwa ledakan penduduk akan menyebabkan degradasi sumber daya alam karena sumber daya alam terbatas dan kebutuhan manusia tak terbatas. Tragedy of The Commons banyak terjadi di negara-negara berkembang yang masih mengalami ledakan penduduk. 

Faktor yang mendukung ledakan penduduk ini adalah pola pikir masyarakat di negara berkembang yang masih sempit dan berorientasi pada kebudayaan. Faktor pendidikan sangat mempengaruhi mindset masyarakat. Sementara di negara-negara maju masyarakatnya sudah lebih terbuka terhadap perubahan dan mengutamakan pendidikan sebagai salah satu kebutuhan dasar. Contohnya di China, ada kebijakan untuk setiap rumah tangga untuk memiliki satu anak saja untuk mengantisipasi terjadinya ledakan penduduk.

Adanya kebijakan pemerintah seharusnya mampu menekan laju pertumbuhan penduduk. Hardin menawarkan sebuah solusi berupa kebijakan tentang peraturan jumlah anak yang diperbolehkan. Sebuah peraturan tentu dibarengi dengan sanksi apabila terjadi pelanggaran. Dalam kasus ini sebaiknya hal ini tetap diberlakukan. Bagaimanapun kita harus menyadari bahwa dunia ini memiliki keterbatasan dalam menyediakan sumber daya alam dan pada waktunya sumber daya alam ini akan habis dan tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan kita. Keegoisan dan keserakahan manusia atas sumber daya alam yang ada dapat dikatakan sebagai bom waktu yang dapat meledak kapan saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline