Lihat ke Halaman Asli

Kegagalan Komunikasi Resiko Brent Spar

Diperbarui: 17 November 2017   15:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Brent Spar merupakan kilang minyak milik perusahaan minyak ternama Shell & Exxon.  Kilang minyak tersebut telah membuat kontroversi lingkungan dan mendapat banyak perhatian dari berbagai media. Krisis yang dialami Brent Spar merupakan salah satu contoh komunikasi resiko yang gagal.  Sulit untuk mengingat kontroversi lingkungan yang telah mendapat banyak perhatian ini media seperti ditenggelamkan tempat penyimpanan minyak Brent Spar di dasar laut Atlantis Utara. Kejadian ini merusak nama baik dan citra bagi perusahaan Shell & Exxon maupun bagi pemerintah Inggris. Pemerintah Inggris telah membela dan mendukung tindakan deep sea dumpingbahkan mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan Shell & Exxon merupakan pilihan terbaik dan tidak membahayakan lingkungan.

Berbagai bentuk protes pun dilakukan, salah satunya oleh Greenpeace. Greenpeace adalah organisasi global independen yang bergerak di bidang kelestarian lingkungan. Adanya isu deep sea dumpingtentu menjadi masalah bagi Greenpeace. Greenpeace melakukan aksi protes melalui kampanye. Pihak Greenpeace juga mengirimkan foto -- foto kegiatan pada media dan membuat Bren Spar menjadi sorotan media sepanjang bulan Mei.

 Sejarah kasus Brent Spar bermula pada tahun 1994. Saat itu Shell & Exxon bermasalah dengan pembuangan limbahnya. Kilang penyimpanan minyak mereka sudah memasuki masa non operasional dan sudah tidak dapat dipakai lagi. Setelah kontroversi  tersebut, pada akhirnya Shell & Exxon mulai membatasi praktik -- praktik yang membahayakan lingkungan dengan berkomitmen melalui kampanye bertajuk We Will Change. Kampanye tersebut dimuat pada kolom iklan Koran di Jerman. Pihak Greenpeace pun menyetujui dan mendukung kampanye ini.

Alasan Kegagalan Komunikasi Resiko Shell

  • Salah satu isu adalah atribusi menyalahkan dua aktor yaitu Shell dan Pemerintah.
  • Shell & Exxon dipandang serakah karena hanya mementingkan keuntungan perusahaan tanpa mempertimbangkan dampaknya.
  • Shell & Exxon mudah diboikot karena masih banyak SPBU lain yang tersebar hampir diseluruh dunia.
  • Politisi sangat terlibat dalam penghukuman Shell karena ini cara mudah untuk menarik suara hijau.
  • Isu moral terkait merusak kemurnian alam adalah tindakan yang melanggar moral.
  • Shell & Exxon tidak berkonsultasi terlebih dahulu dengan para ahli.
  • Publik cenderung lebih mempercayai organisasi non pemerintah dibandingkan dengan organisasi pemerintah.
  • Shell & Exxon tidak memiliki satu suara dalam menanggapi isu sementara Greenpeace memiliki satu suara yang kuat.



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline