Lihat ke Halaman Asli

Lita Chan Lai

Semangat Jiwa

Ekspedisi Perempuan Merah Putih: Latihan Rutin #1 (jurnalku with PMP)

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jakarta, (ahad)18 desember 2011 Ini adalah minggu kedua aku mengikuti pelatihan bersama kawan-kawan tim XPDC  Perempuan Merah Putih. sebelumnya aku sempat ketinggalan 8 minggu latihan bersama karena banyak urusan yang memang tidak memungkinkan untuk bergabung. Tidak seramai waktu minggu lalu saat latihan di taman suropati menteng jakpus. Hari ini hanya ada war(hipperpala), laras(hipperpala), caca(wanadri), kak dini(montana), menwa(mapala UI) dan mba nungky (wanadri). Yang lain tidak bisa hadir karena ada keperluan lain. Semoga minggu depan bisa kumpul semua. Kami latihan di gelanggang velodrome rawamangun jakarta timur. malam minggu kami tidur di sekretariat Perempuan Merah Putih di jalan cirebon no 17 menteng jak-pus. Dan pagi2 sekali mba nungky jemput kami kemudian kami semua berangkat ke velodrome dengan kendaraan yang mba nungky bawa. Disana sudah ada mas djawa (atlit lari yang menggantikan pelatih kami  kang asep yang saat ini sedang ada di aconcaqua untuk syuting jejak petualang survival-trans7) Sebelum kami berangkat, ada sedikit tanya dan wejangan dari mba nungky sebagai asupan suplemen semangat bagi kami untuk berkomitmen terhadap pelatihan yang kami lakukan. Sarapan roti dan seteguk air putih. Setelah itu mas djawa mulai memimpin latihan rutin. Satu keliling untuk berjalan kaki dan 5 putaran untuk berlari dengan waktu yang ditentukan. Aku lakukan dengan kemampuan yang aku miliki. Agak sedikit kewalahan bagiku yang baru saja sembuh dari sakit dan masih menyimpan batuk yangberdahak didada. Bersyukur aku bisa lakukan 5 putaran tersebut. Tak ada kata menyerah karena itu target kecil yang baru saja aku mulai. Besok didalam perjalanan menuju puncak adalah target yang harus dicapai. Meski puncak adalah bukan tujuan akhir, tapi puncaklah yang akan menghantarkan aku pada tujuan-tujuanku yang lain. Aku berharap,  awal yang aku mulai ini menjadi jalan bagiku menuju arah yang sesungguhnya aku inginkan. Menapaki setiap jejak-jejak yang aku ukir sendiri dengan tapak kakiku.(LCL) [caption id="" align="aligncenter" width="604" caption="dokumen pribadi"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="604" caption="dokumen pribadi"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline