Perhelatan akbar berupa pesta demokrasi di tingkat nasional yang disebut Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden dan Wakil Presiden 2019 telah menorehkan sejarah baru. Disamping merupakan pelaksanaan dari demokrasi melibatkan seluruh rakyat/pemilih, proses pemilihan umum dapat dikatakan berlangsung aman dan lancar, bahkan hingga terbentuknya struktur pemerintahan yang membumi.
Disebut sejarah baru dalam perpolitikan di negeri ini, antara lain ditandai dengan menyatunya para tokoh, terutama kandidat presiden (Jokowi dan Prabowo) yang tadinya berkontestasi dalam Pilpres 2019 bersaing ketat namun keduanya kini sah telah dilantik serta bergandengan tangan memperkuat keutuhan NKRI.
Sedangkan dikatakan membumi disini dimaksudkan penulis sebagai struktur (kabinet) yang terbangun terdiri dari berbagai elemen bangsa (gabungan parpol dan profesional), berbudaya gotong royong, bertekad dan berniatan sama sehingga dalam sistem maupun mekanisme kerjanya nanti dapat bersinergi mencapai Indonesia maju di tahun 2045.
Hal yang pantas diketahui bahkan belum pernah terjadi dalam sejarah perpolitikan disini bahwa kedua tokoh yang bersaing dalam Pilpres tersebut, walaupun dalam perjalanannya sempat diwarnai "perang opini" hingga dikalangan masing-masing pendukung fanatiknya sempat menghangatkan suasana -- akan tetapi dapat bersatu kembali.
Ini merupakan sebuah keteladanan, menunjukkan pentingnya kesadaran moral sebagai langkah awal untuk terus berjuang menapak kehidupan berbangsa dan bernegara. Semangat sumpah pemuda dengan bhineka tunggal ika-nya yang telah digagas para pejuang perlu terus ditumbuh kembangkan dalam mengisi kemerdekaan.
Pesta demokrasi yang telah berhasil memilih Presiden dan Wakil Presdien RI (Jokowi dan Ma'ruf Amin) bukalah semata sebagai kemenangan pihak tertentu. Jauh dari itu kesuksesan tersebut tidak lain juga kemenangan seluruh rakyat Indonesia. Praktek demokrasi dalam pelaksanaannya boleh dikatakan sangatlah kondusif karena tidak meninggalkan nilai-nilai budaya yang kita miliki.
Kesadaran moral sesama elit politik demi NKRI telah ditunjukkan oleh Jokowi dan Prabowo. Sebagai orang yang terpilih menjadi Presiden RI, Jokowi tetap dalam kesahajaannya selalu menghargai/menghormati rivalnya. Inilah yang sering kita sebut sebagai menang tanpa "ngasorake" artinya menang tanpa merendahkan atau mempermalukan orang lain sebagai pesaingnya. Bahkan Prabowo dirangkul untuk memperkuat kabinet dan kini menduduki Menteri Pertahanan.
Dalam perkataan lain bahwa "win win solution" telah dilakukan oleh para elit politik di negeri ini. Sikap satria Jokowi dan Prabowo ini patut diteladani, menjadi rujukan bagi generasi berikutnya bahwa betapapun bersaing dalam pemilihan umum namun tetap berkawan dalam memenuhi kepentingan bersama untuk memajukan Indonesia.
Nah bilamana para tokoh ataupun elit politik kini sudah bersatu padu dalam tekad serta niatan bersama membangun bangsa dan negara Indonesia, tentunya layak sebagai referensi bagi generasi mendatang untuk berbagi tugas sesuai bidang/keahlian masing-masing dalam berkiprah di negeri ini.
Berbekal semangat dan komitmen bersama untuk memenuhi kepentingan nasional merupakan nilai moral yang akan melandasi kita bersikap/berperilaku dan kita miliki sebagai budaya bangsa, budaya yang sudah membumi. Seperti ungkapan "bersatu kita teguh, bercerai-berai kita akan runtuh" sejalan dengan semangat sumpah pemuda yang hari ini kita peringati di seluruh penjuru tanah air.