Lihat ke Halaman Asli

Sulistyo

Buruh Dagang

Gerakan Bersih Lingkungan di Kota Yogyakarta, mulai Kawasan Malioboro hingga Perkampungan

Diperbarui: 2 Desember 2018   14:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kerjabakti Minggu Legi (2/12/2018) di RT 04 Kampung Penumping, Gowongan, Yogyakarta (Sulistyo)

Program Tiga Bulan Bebas Sampah (TBBS) sebagai peringatan Hari Peduli Sampah yang ditetapkan pemerintah pusat terhitung mulai 21 Januari hingga 21 April yang lalu telah berlangsung. Di Kota Yogyakarta program ini selanjutnya berkembang lebih jauh menjadi gerakan bersih lingkungan dan menjadi agenda rutin di masyarakat.

Dalam perkembangannya, Pemkot Yogyakarta menerbitkan  Surat Edaran Walikota Nomor 660/448/SE/2018 yang intinya mendukung TBBS dan kemudian melahirkan gerakan di berbagai komunitas seperti kawasan Malioboro, lingkungan Pasar Tradisional, bahkan hingga lingkungan Kampung-kampung di seluruh wilayah Kota Yogyakarta.

Gerakan bersih lingkungan di kawasan Malioboro atau sering disebut Reresik Malioboro berlangsung rutin setiap Selasa Wage. Reresik Pasar Tradisional berlangsung setiap Kamis Pon, dan kerja bakti di lingkungan kampung berjalan rutin setiap Minggu Legi.

Tercatat selama ini, Reresik Malioboro telah mampu mengurangi volume sampah yang rata-rata 16 meter kubik menjadi 2 meter kubik setelah gerakan itu berlangsung. Terkait hal ini, perlu dipahami bahwa setiap Selasa Wage -- pedagang kaki lima Malioboro libur berjualan (24 jam) karena ikut ambil bagian/terlibat membersihkan lingkungannya.

Demikian halnya  Reresik Pasar Tradisional  yang rutin berjalan setiap Kamis Pon, telah menjadikan lingkungan pasar semakin bersih dan nyaman. Gerakan reresik pasar tidak hanya sebatas membersihkan sampah dan lingkungan pasar, namun juga mengeluarkan sampah anorganik untuk dipilah dan dijual sehingga seperti bank sampah dan pedagang juga akan mendapat keuntungan. Khusus untuk reresik pasar, pada saat kegiatan ini berlangsung -- para pedagang masih bisa melakukan jual-beli alias tidak tutup.

Satu lagi yang saat tulisan ini diposting masih/sedang berlangsung yaitu kerja bakti di lingkungan kampung. Gerakan bersih-bersih lingkungan kampung dengan cara gotong royong seluruh warga di setiap RT/RW berlangsung rutin setiap Minggu Legi. Gerakan ini didukung dan difasilitasi Pemkot Yogyakarta via Kelurahan dengan bantuan alat/bahan yang diperlukan setiap kampung serta dana per-RW sebesar Rp 150.000,-

Ketua RW I Penumping, Kasmin Nainggolan, ikut bersih lingkungan (Sulistyo)

Gerakan bersih lingkungan di seluruh wilayah Kota Yogyakarta ini sangat diharapkan dapat berlangsung secara berkelanjutan. Ditengah aktivitas ditandai semakin padatnya berbagai kesibukan manusia terutama di perkotaan -- semoga gerakan bersih-bersih lingkungan tetap berjalan rutin sesuai jadwal/waktu yang telah disepakati bersama.

Kota Yogyakarta dengan slogannya: Berhati Nyaman (Bersih, Sehat, Indah, dan Nyaman) akan benar-benar terwujud bilamana didukung oleh semua elemen/unsur yang berada di wilayah ini. Pemerintah daerah, para wakil rakyat, pengusaha, masyarakat, para pendatang (penduduk sementara) diharapkan bisa memahami, saling bersinergi untuk berkontribusi nyata menjadikan lingkungan bersih, sehat, indah dan pada gilirannya terbangun suasana nyaman. Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline