Lihat ke Halaman Asli

Sulistyo

Buruh Dagang

Memberdayakan Lanjut Usia di Lingkungan Kerja dan Keluarga

Diperbarui: 28 Juli 2017   08:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Lanjut usia atau disingkat lansia merupakan bagian penting dalam lingkungan kerja  maupun keluarga. Hampir  di setiap lingkungan kerja atau  keluarga ditemui mereka yang berusia  di atas 60 tahun, itulah yang dimaksud lansia dalam tulisan ini. Mungkin ada yang memanggilnya dengan sebutan bapak, ibu, kekek, nenek, opa, oma dan sejenisnya, mengingat sudah beranak pinak. Keberadaan mereka dalam lingkungan kerja atau keluarga tentunya mempunyai arti penting sehingga sebagai generasi tua yang notabene banyak menyelami kehidupan di masa lalu dan tentunya bisa ditimba pengetahuan dan pengalaman-pengalamannya.

Terpetik data terakhir menurut Susenas tahun 2015, bahwa jumlah Lansia sebanyak 21,5 juta jiwa atau sekitar 8,43% dari seluruh penduduk Indonesia pada tahun 2015. Sementara itu menurut data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2014, lansia yang masih aktif bekerja mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sebesar 47,48%.

Paparan data tersebut menunjukkan bahwa populasi lansia cukup besar dan tentunya layak untuk mendapat perhatian, terutama dalam rangka memberdayakan mereka supaya tetap bermartabat dan hidup sejahtera lahir-batin.

Memberdayakan dalam hal ini bukan hanya sebatas mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki untuk tujuan duniawi/ materi (ekonomi) semata. Lebih dari itu memberdayakan dalam dimensi luas mengandung pengertian bahwa lansia perlu dihargai, dihormati, menjadi sumber informasi dan dilindungi.

Memandang lansia dari potensi yang dimiliki, terutama mereka yang berada di lingkungan dekat kita dan masih aktif bekerja sesungguhnya bisa menjadikan referensi tersendiri. Betapa tidak, pengalaman-pengalaman yang dimiliki merupakan perjalanan hidup nyata yang perlu dipahami untuk kemudian bisa kita jadikan bekal maupun melengkapi aktivitas kerja kita di masa kini.

Demikian pula di lingkungan keluarga, sebagai sosok yang 'dituakan' dan merupakan bagian dari elemen keluarga, tentunya layak menjadikan mereka (lansia) sebagai motivator keluarga dengan cara menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan sehingga berperan dalam berbagi informasi berupa pengalaman-pengalaman hidup untuk disampaikan kepada generasi yang lebih muda.

Nah untuk itu, jangan sesekali berasumsi lansia dari satu sudut pandang bahwa mereka sudah kurang produktif, tidak berguna, apalagi 'dijauhkan' dari lingkungan keluarga atau lingkungan kerja,  jangan sesekali menganggap remeh terhadap generasi tua (lansia).

Dari pengalaman yang ada, justru mereka yang tergolong usia lanjut -- yang masih sehat dan penuh semangat - ditemui pula sangat antusias untuk diajak berbagi, berdiskusi,  tenang dalam berpikir dan lebih komprehensif dalam membahas setiap persoalan walaupun tidak harus berpendidikan tinggi. Barangkali pengalaman-pengalaman masa lalu yang dihadapi secara nyata telah menjadikan lebih matang dalam bersikap dan bertindak ketika menghadapi atau menyelesaikan setiap masalah.

Bagaimanapun,  keberadaan lansia dalam sebuah keluarga atau lingkungan kerja, memiliki potensi sesuai kemampuannya masing-masing.  Memberdayakan mereka (lansia) sama halnya dengan menghargai, menghormati, memberikan ruang dan waktu untuk berbagi pengalaman -- dan semuanya itu akan menjadikan sebuah kehidupan keluarga atau lingkungan kerja yang dinamis dan utuh.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline