Lihat ke Halaman Asli

Listyarini

senyum untuk mendidik

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan - 9

Diperbarui: 1 November 2024   08:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

L.intanti-penjabaran pemanfaatan aset pada rekan guru/dokpri

CGP A11 Kota Kediri

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 3.2

Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya

Oleh: Listyarini Intanti


Pada refleksi dwi mingguan kali ini saya menggunakan model Connection, challenge, concept, change (4C). Model ini dikembangkan oleh Ritchhart, Church dan Morrison (2011). Model ini cocok untuk digunakan dalam merefleksikan materi pembelajaran. Berikut ini refleksi saya berdasarkan beberapa pertanyaan kunci yang menjadi panduan dalam membuat refleksi model ini:

1) Connection: Apa keterkaitan materi yang didapat dengan peran Anda sebagai Calon Guru Penggerak? 

Pada materi modul 3.2 mengenai pemimpin dalam pengelolaan sumber daya ini saya mendapati erat kaitannya dengan peran saya sebagai Calon Guru Penggerak. Dalam hal ini menjadi pemimpin pembelajaran yang tidak hanya bertanggung jawab pada proses pembelajaran, tetapi juga pada pengembangan lingkungan belajar yang berdaya dan berkelanjutan. Materi ini mengajarkan bahwa dalam mengelola sumber daya, saya harus lebih berfokus pada pemberdayaan potensi murid dan lingkungan sekitar agar bisa menciptakan lingkungan belajar yang ramah, nyaman, dan mendukung proses pembelajaran yang inovatif dan relevan bagi setiap murid untuk berkembang sesuai kemampuannya. Dengan mengidentifikasi, memberdayakan, dan mengelola berbagai sumber daya secara efektif, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang memenuhi kebutuhan beragam murid. Selain itu juga membantu membangun kolaborasi yang kuat antara komunitas sekolah dan menciptakan sinergi yang positif untuk mendukung visi guru penggerak sebagai agen perubahan yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Secara keseluruhan, materi yang saya dapatkan ini memperkuat pemahaman saya tentang tanggung jawab sebagai Calon Guru Penggerak serta memberi saya bekal untuk menjadi pemimpin pembelajaran yang reflektif, bijaksana, dan berorientasi pada pemanfaatan kekuatan setiap aset lingkungan pendidikan.

2) Challenge: Adakah ide, materi atau pendapat dari narasumber yang berbeda dari praktik yang Anda jalankan selama ini? 

Saya menemukan ide dan materi dari narasumber yang berbeda dari praktik yang selama ini saya jalankan. Sebelumnya saya lebih terbiasa dengan pendekatan berbasis kekurangan yaitu fokus pada hal-hal yang perlu diperbaiki atau ditambahkan dalam proses pembelajaran. Namun, narasumber memperkenalkan pendekatan berbasis kekuatan yang mengajarkan untuk melihat potensi yang sudah ada dan mengoptimalkannya, baik dari murid, rekan guru, maupun lingkungan sekitar. Dalam hal ini menggarisbawahi bahwa setiap individu memiliki kekuatan dan potensi yang unik, sumber daya di sekitar termasuk manusia dan lingkungan adalah bagian dari solusi sehingga apabila diberdayakan secara efektif dapat memperkuat kolaborasi dalam menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan produktif.

3) Concept: Ceritakan konsep-konsep utama yang Anda pelajari dan menurut Anda penting untuk terus dibawa selama menjadi Calon Guru Penggerak atau bahkan setelah menjadi Guru Penggerak? 

Dalam perjalanan saya menjadi Calon Guru Penggerak pada modul 3.2 mengenai pemimpin dalam pengelolaan sumber daya ini saya mempelajari konsep penting yang tidak hanya relevan saat ini, tetapi juga akan menjadi fondasi yang berharga ketika saya menjalani peran saya sebagai Guru Penggerak sepenuhnya. Materi dimulai tanggal 23 Oktober 2024  berdasarkan alur MERDEKA yaitu: 

- Mulai dari diri dimana mengingat ulang pengetahuan awal tentang faktor-faktor yang memengaruhi ekosistem sekolah dan peran pemimpin dalam pengelolaan sekolah dengan mengisi pertanyaan yang ada, serta merefleksikan hasil jawaban yang dimiliki dari pengetahuan awal tentang materi ini dengan keadaan di sekolah.

- Eksplorasi konsep mengulas mengenai faktor-faktor yang memengaruhi ekosistem sekolah, pendekatan berbasis aset dan pendekatan berbasis kekurangan/masalah, pemetaan sumber daya yang ada di daerah dan sekolah menggunakan tujuh aset/sumber daya berdasarkan pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (Asset-Based Community Development/ABCD), seta prinsip pengelolaan sumber daya di sekolah dengan menggunakan pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (Asset-Based Community Development/ABCD).

- Ruang kolaborasi yang mana mengidentifikasi berbagai sumber daya di daerah untuk sekolah dan strategi pemanfaatannya secara efektif. 

- Demonstrasi kontekstual dengan melakukan analisis visi dan prakarsa perubahan, mengidentifikasi tindakan yang dilakukan guru dalam masing-masing tahapan B-A-G-J-A, serta merefleksi peran pemimpin dari video praktik baik. 

- Elaborasi pemahaman tentang strategi pengelolaan sumber daya melalui proses tanya jawab dan diskusi menggunakan moda konferensi daring dengan instruktur.

- Koneksi antar materi dengan membuat kesimpulan yang diunggah ke dalam sosial media. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline