Lihat ke Halaman Asli

Ni MD Listya

Mahasiswa

Indonesia Harmonis Dari Perspektif Generasi Milenial Indonesia

Diperbarui: 2 November 2022   12:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Generasi milinial adalah mereka yang lahir pada kisaran tahun 1980-2000 an mereka juga dikenal dengan istilah generasi y. Generasi milinial Indonesia diyakini memiliki banyak potensi untuk memajukan bangsa dan negara serta menjadi garda terdepan untuk menjaga keharmonisan bangsa. Generasi milenial merupakan agen perubahan yang dapat berperan aktif dalam mengimplementasikan nilai-nilai pancasila dan Hak Asasi Manusia. Pemuda Indonesia juga memiliki banyak sekali potensi dalam diri untuk dijadikan sebagai tonggak dalam kemajuan bangsa.

Indonesia adalah negara multikultural yang memiliki ragam budaya, suku, adat, ras dan agama, serta perbedaaan pendapat yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Perbedaan tersebutlah yang dapat menimbulkan keharmonisan dan ketidakharmonisan dalam bermasyarakat. Keharmonisan dalam perbedaan timbul ketika kita ada rasa saling sayang dan kesadaran akan tolerasi. Ketidakharmonisan dalam perbedaan sungguh jelas mulai dari konflik tentang agama yang sering kita jumpai, ketersinggungan dan kesalahpahaman yang sering kita jumpai dalam media sosial karna tidak adanya batasan dalam memposting sesuatu di media sosial. 

Generasi milinial sekarang identik dengan internet dan media sosial jadi tidak jarang lagi sosial media sudah dianggap sebagai rumah kedua untuk mereka dalam menuangkan pikiran maupun aktivitas yang mereka lakukan. Kemajuan teknologi sekarang tidak memungkiri banyak sekali kejadian atau fenomena serta informasi yang dapat kita jumpai hanya dalam ketikan jari yang dapat menimbulkan terpecahnya harmonisasi. 

Harmonis dari pandangan milenial ialah mereka yang bisa saling menghargai, dapat diajak untuk berdiskusi , menerima pendapat dan mengahargai karya karya ciptaan anak bangsa. Jadi ada 3 poin pokok yang dipandang sebagai keharmonisan bagi kaum milenial yang pertama ada toleransi kedua Partisipasi dan yang ketiga yaitu Keputusan.

Toleransi merupakan hal yang sangat penting yang perlu ditanamkan dalam setiap jiwa manusia. Tumbuh ditengah banyak perbedaan menjadikan kita harus sering berintropeksi diri dan menghargai antar sesama. Indonesia yang terdiri dari beragam budaya, Suku, ras,agama, adat istiadat, bahasa daerah, Pulau, dan tradisi yang berbeda-beda meyakinkan bahwa penanaman rasa toleransi dan melawan intoleransi sangat diperlukan. 

Indonesia yang terdiri dari 1340 suku menurut sensus BPS tahun 2010, 17.508 pulau serta 6 agama yang diakui dan dipeluk oleh masyarakat Indonesia. Mayoritas agama di Indonesia adalah agama islam dengan pemeluknya sekitar 87% dari penduduk Indonesia. Tapi Indonesia bukanlah negara ilslam teokrasi. Indonesia bukanlah negara agama, namun agama memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. 

Dalam hal ini diajarkan sebagai mayoritas harus dapat menghargai minoritas begitupun sebaliknya. Seperti contoh Bali dijuluki sebagai pulau dewa dan pulau seribu pura namun tidak di pungkiri di Bali kalian bisa menemukan tempat ibadah umat non Hindu seperti masjid yang berdiri besar dan megah, gereja dan klenteng. Ini menujukkan perbedaan yang dihargai akan menghasilkan sebuah keharmonisan. 

Contoh kedua sekarang ini kita dapat jumpai sebuah kasus yang sangat miris yaitu kota Cilegon tolak pembangunan gereja santa carla dengan alasan cilegon dihuni mayoritas umat muslim dan adanya rencana pembangunan gereja terbesar se-Asia tersebut dianggap melukai perasaan umat islam. Kejadian ini merupakan salah satu  intoleransi dimana hal tersebut dapat menimbulkan huru-hara, memecah belah persatuan serta bertolak belakang dengan motto bangsa Indonesia Bhineka Tunggal Ika. Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk memerangi intoleransi tersebut yang pertama melawan intoleransi dengan hukum dan penegakan dimana dalam hal ini pemerintahlah yang mengambil peran dan bertanggung jawab. 

Pemerintah harus memastikan keadilan tentang Hak Asasi Manusia dan akses untuk pengadilan harus terbuka untuk semua sehingga tidak ada yang main hakim sendiri atau mengambil langkah kekerasan untuk menyelesaikan konflik. Yang kedua melawan intoleransi dengan pendidikan, intoleransi ini muncul karna ketidaktahuan dan ketidakpahaman tentang perbedaan sehingga ketidaktahuan inilah yang menyebakan rasa takut karna setiap bertemu dengan sesuatu hal yang berbeda seperti orang dengan agama yang bebeda ia akan merasa asing. 

Jadi petingnya peran pendidikan dalam memerangi intoleransi ini untuk mengajarkan bahwa perbedaan itu anugerah, perbedaan itu hal yang wajar maka dari itu pendidikan harus dimulai sejak dini bukan hanya dari sekolah namun pendidikan juga harus dimulai dari keluarga. Yang ketiga yaitu melawan intoleransi dengan cara membuka akses informasi karna akan bahaya jika intoleransi itu digunakan untuk memanipulasi publik untuk kepentingan kelompok, individu bahkan politik. Yang ke empat melawan dengan kesadaran diri, kita harus sadar apakah diri kita sudah toleran ketika bertemu dengan perbedaan.

Partisipasi dan kontribusi anak muda patut untuk diapresiasi karna anak muda sekarang senang terhadap pengakuan tidak jarang di media sosial banyak sekali kita temui konten-konten tentang self deveopment. Karena mereka cenderung memiliki keinginan untuk dimengerti dan itu merupakan hal yang normal. Ketika anak bangsa menciptakan sesuatu  mereka berharap agar pemerintah memeperhatikan/ mengapresiasi mereka. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline