Saat ini pemerintah sedang gencar dalam mencanangkan program SDG's yang disusun oleh PBB dengan tujuan untuk mencapai masyarakat sejahtera pada tahun 2030. Hal tersebut membuat Indonesia ikut giat mendukung program dari PBB tersebut khususnya Universitas Pendidikan Indonesia dengan mengadakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang mengusung tema "Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Pemberdayaan Masyarakat Berbasis SDG's Desa dan Rekognisi MBKM-Pusprenas Kemdikbudristek". Terdapat beberapa subtema yang akan dijalankan oleh beberapa kelompok mahasiswa dalam program KKN. Salah satunya yakni tema yang akan dijalankan oleh kelompok 35 yaitu "Desa Ramah Perempuan" yang bertujuan untuk menciptakan desa yang bersinergi, berkolaborasi, dan berpastisipasi dalam mensejahterakan perempuan.
Adapun kelompok 35 akan menjalankan program KKN tersebut di Kelurahan Hegarmanah tepatnya di RW 09 mencanangkan program kerja pendataan partisipasi perempuan dalam rapat koordinasi di kelurahan. Rapat koordinasi adalah rapat yang rutin dilaksanakan 1 kali dalam sebulan oleh kelurahan untuk membahas mengenai program yang akan dilaksanakan, evaluasi program yang telah terlaksana serta anggaran yang akan digunakan.
Proses pendataan partisipasi perempuan dalam rapat koordinasi dilaksanakan oleh mahasiswa KKN kelompok 35 pada rapat koordinasi pada bulan Juli, tepatnya pada tanggal 25 Juli 2022. Pendataan dilakukan di Kantor Kelurahan Hegarmanah tempat rapat koordinasi dilaksanakan setiap bulannya.
Pada rapat koordinasi tersebut, dari total 10 partisipan hanya terdapat 1 orang perempuan yang berpartisipasi diantara 9 partisipan laki-laki. Dari data tersebut dapat terlihat bahwa partisipasi perempuan dalam rapat koordinasi sangat kecil yaitu hanya 10% dari keseluruhan partisipan rapat.
Untuk memperkuat data mengenai partisipasi perempuan dalam rapat koordinasi, mahasiswa KKN kelompok 35 melakukan wawancara kepada perempuan satu-satunya yang ikut hadir pada rapat koordinasi pada tanggal 25 Juli 2022 tersebut yakni Ibu Lilis Sukartinah selaku Ketua RW 01 Kel. Hegarmanah.
Dari wawancara tersebut diperoleh hasil bahwa sebenarnya partisipasi perempuan dapat membawa dampak yang besar terhadap keberhasilan rapat koordinasi. Hal ini dikarenakan perempuan yang telah masuk kedalam sebuah organisasi biasanya akan lebih cepat tanggap dalam menanggapi masalah terutama dalam hal pendataan dan pembangunan daripada laki-laki yang mudah teralihkan fokusnya.
Ibu Lilis juga mengungkapkan bahwa meskipun menjadi minoritas, perempuan tidak akan merasa tertekan. Hal ini dibuktikan dalam setiap rapat kordinasi, perempuan yang hadir dalam rapat koordinasi yang diselenggarakan oleh Kelurahan Hegarmanah suaranya selalu didengarkan dan dijadikan pertimbangan dalam menetapkan suatu keputusan. Adapun setiap partisipan sudah seperti kelurga yang saling mendukung dan tidak memandang rendah perempuan. Sehingga perempuan tidak akan merasa tertekan selama kegiatan rapat koordinasi berlangsung.