Lihat ke Halaman Asli

Listhia H. Rahman

TERVERIFIKASI

Ahli Gizi

Sendratari Kolosal Kamari Kiwari Bihari, Belajar Sejarah Purwakarta Melalui Kesenian

Diperbarui: 24 Agustus 2024   10:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi | para penari dan tamu undangan

Belajar sejarah lewat cara yang tidak biasa, apa bisa?

Bisa. Jawabannya saya dapatkan semalam pada acara Sendratari Kolosal Purwakarta yang diadakan oleh Dinas Arsip dan Perpustakan Purwakarta yang berlokasi di Aula Yudistira, Komplek Pemda, Kabupaten Purwakarta. Acara yang juga menyarankan siapa yang datang untuk menyaksikan mengenakan baju kampret sunda iket/batik untuk pria, dan kebaya untuk wanita. Sudah menarik sejak pengumuman datang, bagi saya.

Berawal dari Ide Bidang Arsip Purwakarta

Saat ini masih banyak suara sumbang bahwa arsip hanyalah pelengkap pekerjaan, padahal bukti menunjukkan di negara yang maju peradabannya adalah  negara yang baik tata kelola kearsipannya.-dikutip dari doa yang dihaturkan semalam.

Acara sendratari yang diberi judul Kamari-Kiwari- Bahari ini merupakan ide yang diusung bidang arsip Purwakarta. Pertanyaannya apa memang hubungannya seni tari dan musik dengan arsip? Itu yang menjadi penasaran saya di awal, sampai kemudian saya paham ketika saya datang menonton sendratari.

dokpri | suasana sebelum pementasan dimulai

Jawabannya karena arsip adalah penjaga dan penyambung peradaban antara masa lalu (kamari), masa kini (kiwari), dan masa depan (bihari) seperti dengan judul sendratari yang diusung.

Selain didatangi oleh para undangan di lingkup kabupaten Purwakarta, ternyata acara sendratari ini juga didatangi pejabat penting negara yaitu Kepala Arsip Nasional Indonesia yaitu Drs. Imam Gunarto, M.Hum. Datang juga kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat yaitu Dra. Hj. I Gusti Agung Kim Fajar Wiyati Oka, M.Si serta Kepala Dinas Arsip dan Perpustakan dari beberapa kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Barat seperti Kabupaten Banjar, Kabupaten Bandung, Kabupaten Subang, Kabupaten Kuningan, Kota Depok dan Kota Tasikmalaya.

Dalam sambutan Kepala Dinas Arsip dan Pepustakaan Kabupaten Purwakarta, saya juga jadi menambah pengetahuan baru. Bahwa ternyata tanaman teh sudah ada di Purwakarta sejak tahun 1830 dan menurut sejarah menjadi paling tua di Nusantara. Bahkan sejarah juga pernah mencatat tanaman the Purwakarta pernah menjadi teh terbaik pada saat lelang teh di Amsterdam pada saat itu.

Sebelum sendratari dimulai, bidang arsip memberikan penghargaan kepada 10 perangkat daerah terbaik dalam penataan dan pengelolaan arsip dari hasil penilaian laporan audit kearsipan tahun 2024. Lima terbaik untuk tingkat dinas secara berurutan adalah Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah, Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, dan Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perdagangan dan Perindustrian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline