"Aku rela dipenjara, asalkan bersama buku. Karena dengan buku, aku bebas." -Mohammad Hatta
Tidak terasa dalam hitungan hari, tahun akan berganti. Rasanya tahun ini berjalan lebih cepat. Seperti hanya bulan Januari, Februari, Maret, lalu loncat ke Desember. Tahun dengan angka yang cantik, tetapi tidak dengan apa yang harus kita hadapi bersama: pandemi korona.
Di tengah pandemi, pasti banyak rencana yang berjalan tidak sesuai dengan alurnya. Misalnya saja pembatasan ruang gerak untuk mencegah penularan virus yang membuat kita semua mau tidak mau harus belajar sabar yang lebih. Menjadi punya lebih waktu juga di rumah tapi bukan menyerah.
Ya, berada banyak waktu di rumah bukan berarti kita tidak bisa melakukan apa-apa. Bagaimana dengan mengisinya dengan membaca buku? Sudah berapa buku yang dihabiskan di tengah pandemi ini?
Buku Cetak yang Masih Tetap Saya Cintai di Tahun 2020
Zaman berubah, teknologi berkembang, termasuk cara membaca buku.
Kini akses membaca buku bisa digital, electronic book atau e-book. Tanpa perlu menenteng banyak buku, semua ada dalam satu genggaman. Mudah dan tidak memberatkan.
Akan tetapi, tanpa bermaksud membandingkan, bagi saya buku dalam versi cetak masih saya cintai. Masih menjadi bentuk buku yang saya beli di tahun ini.
Salah satu alasannya karena aktivitas membaca buku adalah tamasya saya dari hiruk pikuk aktivitas layar digital yang saya lakukan sehari-hari.
Kondisi mata saya juga sudah minus, yang membuat saya sadar diri bahwa dua bola mata saya tidak bisa dihajar untuk terus-menerus terpapar cahaya biru.